SMPN 4 Darma

Selamat Datang di Sekolah SMPN 4 Darma Desa Sagarahiang.

Ruang TU SMPN 4 Darma

Inilah Ruang TU ( Tata Usaha ) SMPN 4 Darma Yang Terlihat Rapih dan Bersih!!!

Piala Yang Diraih SMPN 4 Darma

Beberapa Piala Yang berhasil Di Raih Oleh SMPN 4 Darma Dari Perlombaan Yang Diikuti

Para Guru SMPN 4 Darma

Welcome In SMPN 4 Darma

Ruang Kelas SMPN 4 Darma

Welcome In SMPN 4 Darma

Rabu, 25 April 2012

Empat Penyebab Anak Malas Belajar

Memahami anaksebagai individu yang sedang mengalami tahapan-tahapan dalam perkembangannyadan sebagai pribadi yang unik diperlukan perhatian dan kesabaran yangekstra.Demikian pula ketika kita mendapati anak yang malas untuk belajar.Mengandalkan pemecahan hanya dari guru saja rasanya kurang adil karenasepertiga masa pertumbuhan anak ada dirumah, Sesungguhnya memulai pendidikananak adalah dari rumah kerena itu peran orang tua sangat besar untuk membantusecara langsung kesulitan-kesulitan belajar anak.

  1. Komunikasi tidak efektif

Bagaimana komunikasi kita selama ini dengan anak, sudahkah anakdapat menangkap pesan dari komunikasiyang kita sampaikan ? Komunikasi yang tidak efektif yang berjalan selamabertahun-tahun, pastinya akan berdampak negatif pada pembentukan karakter anak.Padahal salah satu fungsi komunikasi adalah untuk mengenal diri sendiri danorang lain. Bisa dipastikan pola seperti ini akan membuat anak bingung dalammengenali dirinya sendiri dan orang tuanya. "Apasih sebenarnya maunyaayah / ibu ? " Kebingungan inimengakibatkan dalam diri anak tidak tumbuh motivasi kuat untuk berprestasi.
.

  1. Tak terbantahkan'

“Pokoknya kamu harus rangking satu " Orang tua yang tak terbantahkanmembuat anak sulit mengemukakan pendapatnya, bahkan sulit untuk mengetahuipotensi dirinya sendiri, apalagi berharap potensinya keluar karena bertentangan dengan keinginan anak itu sendiri.Kita tidak ingin hal seperti itu kan ?
.

  1. Target tidak pas

Target tidak pas bisa terlalu rendah atau terlalu tinggi darikemampuan anak. Kita tidak boleh memaksakan begitu banyak kegiatan pada seoranganak sehingga mereka menjadi jenuh dan terlalu lelah. Akibat overaktifitasbanyak anak yang kemudian mulai meninggalkan belajar sebagai kegiatan yangpaling utama.Kegiatan keseharian anak harus disesuikan dengan kondisi anak,setelah belajar disekolah anak harus les mata pelajaran, les piano , lesrenang, les gitar dan lain bahkan terkadang dua-tiga les harus anak jalani setiap hari belum lagi harus belajarmalamnya.Berikan anak ruang dan waktu yang cukup untuk mengoptimalkan potesiyang ada dalam dirinya.
.

  1. Aturan dan hukuman yang tidak mendidik

Terlalu ketat dalam rutinitas harian bisa menyebabkan akhirnya anakmalas belajar, namun sebaliknya tanpa membuat rutinitas harian anak tidakterbiasa memiliki jadwal belajar yang harus dipatuhinya. Jalan tenggahnya,rutinitas tidak bisa ditetapkan secara sepihak oleh orang tua, namun diputuskanbersama dengan anak Membuat aturan juga harus diikuti dengan konsekuensi. Jadianak bisa mengerti apa hubungan antara kepatuhan menjalani aturan dengankonsekuensinya, bukan sekedar hukuman yang tidak mendidik. Biarkan anakmenjawab konsekuensinya jika aturan itu sudah dibuat bersana, pasti anak akaningat konsekuensinya, harapannya, kesadaran anak untuk belajar akan tumbuh daridalam diri anak sendiri bukan dipaksakan orang tua.Tidak ada lagi hukuman yangtidak mendidik, karena hukuman akan membuat anak berpikir" Ugh, belajarsangat tidak menyenangkan"

“Semoga bermanfaat”

Pentingnya Pengelolaan Kelas Untuk Proses Belajar Mengajar

Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah kemampuan mengelola kelas. suatu kondisi kelas yang kondusip yang merupakan persyaratan untuk terjadinya proses pembelajaran yang epektif oleh karena itu guru perlu menguasai kelas. namun kemampuan menguasai / mengelola kelas agar terjadi proses belajar mengajar yang epektif . peran guru bukan seperti pejilat namun sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran.

Pengertian Proses Belajar Mengajar :

Proses Belajar Mengajar yaitu suatu kegiatan guru untuk membantu siswa dalam mencpai tujuan pembelajaran.

Pengertian Pengelolaan Kelas :

Pengelolaan Kelas yaitu suatu kegiatan guru untuk menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar mengajar.




Proses Belajar Yang Baik ==> Proses Belajar Mengajar Yang Baik



Indikator Kelas Yang Baik :

(o) Terjadi komunikasi antara guru dengan siswa / siswa dengan guru
(o) Siswa menerima pelajaran dengan senang hati
(o) Siswa belajar dengan baik ( Tidak ada siswa yang ribut, malas, menunda-
(o) 
nunda pelajaran, dsb )


Kondisi yang kondusif akan terwujud apabila guru mampu :

(o) Menciptakan hubungan yang baik antara

(o) - Guru => Guru
(o) - Guru => Siswa
(o) - Siswa => Siswa

(o) Menciptakan Kondisi / Suasana Yang Menyenangkan dan Mampu 
(o) 
mengondisikan suasana apabila terjadi gangguang 

Minggu, 08 April 2012

Tricks Jumper Se K800i Earphone

Hello! At this opportunity I would Sharing My Experience To overcome the problem Earphone Sony Ericsson K800i, But Before Using this trick would be nice to check in advance whether Earphonenya with Apometer Earphonenya still Normal. Only I'll Give Direct Solution jumper.





Align Center









" Hopefully Helpful" :)

Solution modem Smartfren AC682 Ruim not detect

Damage repair Smartfren AC682 Modem

Problems on the modem, it often happens in life without knowing Where Or When Overstated. So it becomes very hot modem, modem Consequently Some components become damaged. And I tried to repair damage to the modem turns out there are some components that are short.

















"GOOD USEFUL " : )

Sabtu, 07 April 2012

Manajemen Lingkungan Fisik Kelas



Faktor Yang Menentukan Pengaturan Fisik

Keadaan fisik kelas mempunyai pengaruh yang besar bagi perkembangan murid. Fisik kelas dapat berdampak positif dan Negatif bagi pembentukan keperibadian anak. Lebih – lebih bila di ingat bahwa anak – anak itu berdiam di dalam kelas selama lima jam setiap hari, selama enam tahun di sekolah dasar. Murid – murid sekolah dasar merupakan anak – anak yang sedang dalam masa pertumbuhan baik fisik maupun psikisnya. Oleh sebab itu fisik kelas harus diatur  sebaik – baiknya untuk menunjang pengembangan fisik dan psikis anak.
Pengaturan fisik kelas dapat memotivasi siswa untuk bergerak lebih bebas, bekerja kelompok, mempersiapkan materi belajar dan praktek selama pelajaran secara efektif.
Untuk mengatur fisik kelas yang baik, guru perlu mempertimbangkan banyak hal. Pertama – tama harus mempertimbangkan kepentingan kurikulum. Dalam program kurikulum perlu diushakan agar murid menjadi kreatif, Produktif, dan Interaktif. Hal ini mengakibatkan pengaturan kelas harus member kesempatan bergerak leluasa. Misalnya dalam bidang bahasa Studi Indonesia, mungkin sekali guru ingin mengadakan latihan drama atau lomba baca puisi maka pengaturan ruang kelasnya harus berbeda. Demikian pula bila guru ingin melatih koor atau tarian, maka pengaturan ruang kelasnya pun berbeda pula. Untuk itu semua organisasi kelas harus memberikan kemungkinan terhadap penyelenggaraan segala macam kegiatan kurikuler. Tujuan utama kegiatan kurikuler tersebut yang mempengaruhi pengaturan fisik kelas.
Di samping itu yang mempengaruhi pengaturan fisik kelas tergantung pada falsafah guru kelas yang bersangkutan, apakah dia menerapkan sistem pengajaran langsung atau system pengajaran fasilitatif. Kalau guru yang bersangkutan menggunakan sistem pengajaran langsung, guru menjadi pusat kegiatan.
Dia mengontrol kurikulum, kegiatan murid, dan materi yang di pelajari murid. Akibatnya murid biasanya duduk berhadapan dengan guru. Murid di Atur duduk berderet – deret, dari depan dan belakang. Apabila guru memilih sistem pengajaran fasilitatif, Misalnya seperti cara belajar siswa Aktif (CBSA), Maka tempat duduk murid diatur menjadi kelompok – kelompok, setiap kelompok terdiri atas 5 – 6 Murid. Murid – murid tersebut tidak perlu harus menghadap pada guru. Mereka belajar dan bekerja dalam Kelompok.

Cara Menentukan KKM

Pihak yang terlibat menentukan KKM:

  1. Guru kelas/mata pelajaran
  2. Kepala sekolah
  3. Siswa
  4. Orangtua siswa
  5. Komite sekolah

Menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung meliputi warga sekolah, sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan KKM adalah sebagai berikut:

1.   Hitung jumlah Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran setiap kelas!

2.   Tentukan kekuatan/nilai untuk setiap aspek/komponen, sesuaikan dengan kemampuan masing-masing aspek:
a.   Aspek Kompleksitas:
Semakin komplek (sukar) KD maka nilainya semakin rendah tetapi semakin mudah KD maka nilainya semakin tinggi.
b.   Aspek Sumber Daya Pendukung (pendidik dan sarana)
Semakin tinggi sumber daya pendukung maka nilainya semakin tinggi.
c.   Aspek intake
Semakin tinggi kemampuan awal  siswa (intake) maka nilainya semakin tinggi.

3.   Jumlahkan nilai setiap komponen, selanjutnya dibagi 3 untuk menentukan KKM setiap KD!

4.   Jumlahkan seluruh KKM KD, selanjutnya dibagi dengan jumlah KD untuk menentukan KKM mata pelajaran!

5.   KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak sama tergantung pada kompleksitas KD, daya dukung, dan potensi siswa.

















Pentingnya Belajar Bahasa Arab Di Madrasah


BAB I
Pendahuluan


1. Latar Belakang Masalah
Kondisi pengajaran bahasa Arab di Madrasah yang banyak menghadapi kendala dan hambatan. Siswa menganggap bahasa Arab sebagai momok, selain itu pengajaran bahasa Arab yang monoton dan kurang bervariasi membuat siswa kurang tertarik dan kurang berminat dalam mempelajari bahasa Arab.
Menurut hasil dari beberapa penelitian hal ini di sebabkan Karena (1) sebagian besar guru (87,5%) tidak mempunyai kualifikasi sebagai guru bahasa Arab yang profesional, meskipun sebagian besar (62,5%) guru bahasa Arab adalah Sarjana, tetapi terbatas satu guru yang berlatar belakang pendidikan formal bahasa Arab, kebanyakan dari mereka (62,5%) tidak pernah mengikuti kegiatan pelatihan, penataran, atau seminar yang berkaitan dengan pembelajaran bahasa Arab, tetapi sebagian besar guru (87,5%) berlatarbelakang pendidikan di pondok pesantren dengan pendidikan paling lama lebih dari lima tahun. (2) bahan ajar yang digunakan oleh kebanyakan guru (62,5%), adalah buku Mengenal Bahasa Arab yang dikarang oleh Tim Guru Madrasah penerbit PT. Putratama Bintang Timur tahun 2004. (3) strategi pembelajaran yang digunakan bermacam-macam dan dalam proses belajar mengajar guru menggunakan metode terjemah dan membaca, metode mengajar kemahiran berbahasa belum sepenuhnya sesuai dengan prinsip-prinsip yang seharusnya, selain itu guru juga mengajarkan qawaid, dan sebagian besar guru (75%) menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa pengantar, (4) media pembelajaran yang banyak digunakan dan dimiliki oleh Madrasah berupa gambar dan benda asli dengan frekuensi penggunaan yang jarang-jarang, namun guru juga mengalami kendala karena tidak adanya dana dari sekolah untuk untuk mengikuti pelatihan, penataran, atau seminar
kebahasaaraban.

2. Tujuan penulisan
Setelah Membaca makalah ini diharapkan , (1) hendaknya dalam penerimaan guru bahasa Arab, kepala sekolah memprioritaskan calon guru yang berlatarbelakang pendidikan bahasa Arab dengan ijasah minimal S1, (2) hendaknya kepala madrasah mengirimkan guru-guru bahasa Arab untuk mengikuti pelatihan, penataran, atau seminar kebahasaaraban guna meningkatkan kualitas guru, (3) penilik sekolah hendaknya mengadakan pelatihan, penataran, atau seminar tentang kebahasaaraban dan pengajarannya, atau kepala madrasah mengadakan pelatihan atau penataran sendiri dengan cara bekerja sama dengan instansi/lembaga yang berkaitan dengan pendidikan bahasa Arab.
BAB II
Pembahasan
Pentingnya Belajar Bahasa Arab Di Madrasah

A. Urgensi Menguasai Bahasa Arab
Belajar bahasa Arab memang sebuah keharusan yang layak dikuasai oleh umat Islam. Sebab sejak awal mula diturunkan ajaran Islam sampai hari ini, bahasa yang digunakan adalah bahasa arab, jadi belajar bahasa arab mesti dari sejak dini untuk itu alangkah lebih baik kita umat muslim menyekolahkan anak kita di madrasah. Al-Quran sebagai kitab suci abadi yang menghapus semua kitab suci yang pernah ada, diturunkan dalam bahasa Arab. Rasulullah SAW sebagai nabi akhir zaman yang risalahnya berlaku untuk seluruh manusia di muka bumi sampai akhir zaman, juga berbahasa arab, tanpa pernah diriwayatkan mampu berbahasa selain arab. Hadits-hadits nabawi diriwayatkan secara berantai hingga sampai kepada kita melewati masa berabad-abad, juga tertulis dalam bahasa Arab. Bahkan semua kitab yang menjelaskan materi Al-Quran, As-Sunnah serta syariah Islamiyah hasil karya para ulama muslim sedunia sepanjang masa, juga kita warisi dalam bahasa Arab.
Ketika dakwah Islam memasuki pusat-pusat peradaban dunia dan membangun kejayaannya nangemilang, bahasa yang digunakan juga bahasa Arab. Kala itu bahasa Arab selain resmi menjadi bahasa pemerintahan, juga menjadi bahasa dunia pendidikan, bahasa ilmu pengetahuan serta bahasa rakyat sehari-hari. Padahal negeri-negeri yang dimasuki Islam itu tadinya bukan negeri Arab. Bahkan ketika Islam masuk ke Mesir dan para penguasa dan rakyatnya masuk Islam, mereka tidak hanya sekedar memeluk Islam sebagai agama, tetapi mereka belajar bahasa Arab, berbicara dengan bahasa Arab dan melupakan bahasa asli peninggalan nenek moyang mereka. Hanya dalam tempo beberapa tahun saja, tidak satu pun bangsa Mesir yang paham bahasa asli mereka. Semua berbicara dengan bahasa Arab, bahkan hingga hari ini. Padahal Mesir itu bukan negeri Arab dan tidak terletak di jazirah Arab. Mesir terletak di benua Afrika, namun rakyat Mesir keseluruhannya berbicara dalam satu bahasa, yaitu bahasa Arab. Bila kita amati secara seksama, memang ada kecenderungan bahwa di mana ada masuknya dakwah Islam ke suatu negeri hingga mampu mambangun peradaban besar, pastilah negeri itu berubah bahasanya menjadi bahasa Arab. Bahkan bahasa resmi negara sekaligus bahasa rakyat jelata. Sebaliknya, negeri-negeri yang kurang sempurna proses Islamisasinya, bisa dengan mudah dikenali dari tidak adanya rakyat yang menggunakan bahasa Arab. Paling jauh hanya sekedar serapan-serapan bahasa saja, seperti bangsa kita ini. Bahasa Indonesia (termasuk Melayu) menyerap sangat banyak bahasa Arab ke dalam perbendaharaannya. Begitu banyak kata yang sumbernya dari bahasa Arab, bahkan bisa dikatakan bahwa unsur serapan dari bahasa arab termasuk paling dominan dalam bahasa Indonesia. Namun sayangnya, bangsa ini tidak sempat mampu berbahasa Arab dalam kesehariannya. Apalagi ditambah dengan penjajahan selama ratusan tahun, dimana para penjajah itu memang paham betul bahwa salah satu kekuatan agama Islam adalah pada bahasa Arabnya.
Bila suatu umat muslimin di muka bumi ini tidak bisa bahasa Arab, artinya mereka pasti tidak paham tiap ayat Al-Quran, tidak paham hadits nabi, tidak mengerti apa yang mereka baca dalam zikir, shalat dan doa. Tidak mengerti syariah Islam dan ajaran-ajarannya secara mendetail. Kecuali bila diterjemahkan terlebih dahulu dan dijelaskan satu persatu oleh kiayinya. Dan metode penerjemahan begini tentu saja sangat terbatas keberhasilannya, terlalu lemah dan justru sangat menghambat. Karena itu, keinginan anda untuk belajar bahasa Arab dan menguasainya adalah sebuah keinginan yang teramat mulia, sehingga perlu didukung penuh. Jangan sampai keinginan itu berhenti hanya karena alasan teknis semata.
B. Empat Dimensi Penguasaan Bahasa Arab
Menguasai bahasa Arab itu minimal harus menguasai empat sisi.
1.      Fahmul Masmu'
Maksudnya kita harus mampu memahami apa yang kita dengar. Jadi kalau ada orang Arab membacakan berita di TV atau sedang berdialog, kita mampu mengerti.
2.       Fahmul Maqru'
Maksudnya kita harus mampu memahami teks yang kita baca. Sehingga buku, kitab, majalah, koran atau teks apapun yang tertulis dalam bahasa Arab, mampu kita pahami.
3.      Ta'bir Syafahi
Maksudnya kitamampu menyampaikan isi pikiran kita dalam bahasa Arab secara lisan, dimana orang Arab mampu memahami apa yang kita ucapkan.
4.      Ta'bir Tahriri
Maksudnya kita mampu menyampaikan pikiran kita kepada orang Arab dengan bentuk tulisan, dimana orang Arab bisa dengan mudah memahami maksud kita.
C. Problematika Belajar Bahasa Arab
Sebelum anda menentukan pilihan pada lembaga mana anda akan percayakan program belajar bahasa arab anda, sebaiknya anda juga belajar dari beberapa pengalaman mereka yang pernah melakukannya sebelumnya. Juga tidak ada salahnya kalau anda juga mendengarkan pengalaman mereka, baik telah sukses maupun yang gagal. Kenyataannya memang harus diakui bahwa tekad kuat untuk belajar bahasa Arab, terutama buat kalangan muda muslim yang tidak pernah mengecap pendidikan pesantren berbahasa Arab, seringkali kandas di tengah jalan.
Di Jakarta pernah berdiri puluhan ma'had dan lembaga kursus yang mengajarkan bahasa Arab. Sayangnya, kebanyakan keberhasilannya berjalan terseok-seok, kalau tidak mau dikatakan gagal total. Umumya kurang berhasil dalam mengantarkan para siswanya untuk menjadi orang yang mahir bahasa Arab. Biasanya, alasan paling klasik adalah lamanya masa belajar dan rasa bosan yang dengan cepat menghantui para pelajar. Apalagi ditambah dengan padatnya aktiftitas peserta di luar jam kurus, sehingga biasanya lembaga kursus itu menyelenggarakan pengajaran bahasa dengan cara non-intensif. Kursus diselenggarakan seminggu sekali, atau seminggu dua kali. Sekali pertemuan hanya 2 atau 3 jam saja. Dilihat dari sisi keintensifannya saja, sudah terbayang kegagalannya. Semua itu kemudian dipeRprah kualitas pengajar yang umumnya juga orang Indonesia, di mana secara teori mungkin menguasai dasar-dasar gramatika bahasa Arab, tetapi secara dzauq (taste), kemampuan mereka amat terbatas. Banyak sekali para pengajar yang mampu berbicara dalam bahasa Arab, namun dengan ta'bir (cara pengungkapan) yang bukan digunakan oleh orang Arab. Sehingga orang Arab sendiri pun kalau mendengarnya agak berkerut-kerut dahinya sampai 10 lipatan. Masalah kurikulum pengajaran pun seringkali malah menjadi faktor penghalang besar. Yaitu ketika para peserta dijejali dengan berbagai macam aturan, rumus, kaidah dan tetek bengeknya, tapi kurang praktek langsung. Bisa jadi secara teori mereka sangat paham, tapi giliran harus menggunakan bahasa itu baik secara lisan, tulisan atau pendengaran, semua jadi berantakan alias gagal total. Kasusnya mirip dengan orang yang belajar berenang secara teoritis, menguasai aturan gaya bebas, gaya kupu-kupu, gaya katak dan lainnya. Tapi giliran masuk kolam, tenggelam dan tidak timbul-timbul lagi. Sungguh menyedihkan memang.
D. Bahasa adalah Aplikasi
Tempat belajar suatu bahasa yang paling baik bukan di dalam sebuah lembaga kursus, juga bukan di dalam sebuah kelas. Tempat belajar yang paling baik adalah di tempat dimana semua orang berbicara dan berkomunikasi dengan bahasa tersebut. Kalau anda ingin pandai bahasa Jawa, sebaiknya anda tinggal selama beberapa tahun di Jogjakarta atau di Solo. Terutama di pedesaan dimana masyarakat dengan setia menggunakan bahasa Jawa. Di sana anda bukan hanya belajar kosa kata jawa, tetapi juga mendengar, melihat, memperhatikan, menirukan, serta beradaptasi secara langsung dengan cara komunikasi orang jawa. Sebab bahasa itu bukan sekedar kosa kata, tetapi termasuk juga tutur bahasa, cara mengungkapkan, cara melafalkan, bahkan termasuk bahasa tubuh, mimik dan intonasi. Dan semua bermula dari mendengar setiap saat ucapan. Pagi, siang, sore dan malam hari yang anda dengar hanya percakapan orang-orang dalam bahasa Jawa. Ini adalah cara belajar bahasa yang paling alami, paling mudah dan paling berhasil. Cara ini telah melahirkan jutaan anak-anak berusia 1 tahun hingga 5 tahun yang mahir berbahasa Jawa. Jangan kaget, kalau di Jogja dan Solo, rata-rata anak kecil mahir berbahasa Jawa (?) Dan jangan kaget juga kalau di Mesir dan negeri Timur Tengah lainnya, anak-anak mahir berbahasa Arab. Kalau anak kecil saja mahir berbahasa Arab, mengapa anda yang sudah dewasa tidak bisa bahasa Arab?
Kesimpulannya adalah bahwa belajar bahasa itu membutuhkan sebuah komunitas orang-orang yang berkomunikasi dengan bahasa itu. Dimana kita ada di dalamnya dan ikut berinteraksi secara aktif. Lembaga kursus bahasa Arab yang paling canggih sekalipun, kalau tidak mampu menghadirkan sebuah komunitas berbahasa arab, adalah lembaga yang tidak akan mampu melahirkan lulusan yang mahir berbahasa arab.
E. Beberapa Contoh
Beberapa pesantren di negeri kita boleh dibilang lumayan berhasil melahirkan santri yang lumayan bisa berbahasa Arab. Katakanlah pesantren Darussalam Gontor Ponorogo, tempat dimana banyak tokoh nasional kita saat ini pernah belajar. Tapi keberhasilannya memang ditunjang dengan kebehasilan menciptakan komunitas berbahasa arab. Sebab semua santri tinggal di lingkungan pondok sehari 24 jam selama minimal 6 tahun. Yaitu sejak mereka lulus SD hingga mau masuk perguruan tinggi. Dengan resiko hukuman digunduli kalau ketahuan berbicara bahasa Indonesia. Contoh lain yang boleh dibilang lumayan sukses adalah Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA), yang merupakan sebuah ma'had pengajaran bahasa Arab di bawah naungan Universitas Islam Muhammad ibnu Suud Riyadh. LIPIA berlokasi di Jakarta, namun hampir semua pengajarnyaorang arab atau yang pernah bertahun-tahun kuliah di sana. Sehingga dari segi dzauq bahasa, ada kekuatan tersendiri. Setiap hari para mahasiswa ditenggelamkan dengan komunitas orang Arab betulan, sejak jam 7 pagi hingga jam 12 siang selama 7 tahun. Semua pelajaran disampaikan dengan bahasa Arab, meski tidak ada lagi hukuman gundul buat pelanggarnya.
Salah satu faktor keberhasilannya adalah karena setiap calon mahasiswa yang masuk diseleksi terlebih dahulu dengan sangat ketat. Hanya mereka yang lulus tes tertulis dan lisan (wawancara) dengan bahasa dan orang arab saja yang boleh kuliah disitu. Kalau sudah berhasil diwawancarai oleh orang Arab, bukankah sebenarnya sudah boleh dikatakan bisa berbahasa Arab? Tapi LIPIA pun sempat merasakan kegagalan ketika membuka kelas non intensif yang hari kuliahnya hanya sore hari, itupun hanya 2 kali seminggu. Akhirnya, program ini dinilai kurang efektif dan tidak memenuhi target, lalu dibubarkan hingga sekarang ini.

BAB III
Penutup

1. Kesimpulan
Menyimpulkan dari kisah sukses dua contoh lembaga pendidikan di atas, kuncinya adalah:
1. Adanya komunitas berbahasa arab yang tulen dan pekat
2. Masa pendidikan yang intensif, rutin dan padat
3. Waktu belajar yang cukup lama
4. Kemauan keras yang tidak pernah padam
Kunci yang terakhir itu menjadi faktor penentu terakhir, sebab tidak sedikit mereka yang sudah pernah masuk ke lembaga di atas, tetapi akhirnya tidak kuat di tengah jalan, kemudian jalan di tempat, berhenti dan mogok. Kalau keinginan yang dimiliki hanya sekedar semangat di awalnya saja, biasanya memang tidak akan bertahan lama.
Sedangkan kisah tidak sukses pengajaran bahasa asing di negeri kita adalah pelajaran bahasaInggris di SMP dan SMU. Bahkan sejak SD ditambah lagi di perguruan tinggi. Kalau dihitung-hitung, paling tidak setiap mahasiswa di negeri ini pernah belajar bahasa Inggris paling tidak selama 10 tahun. Tapi hasilnya? Sulit menemukan mahasiswa Indonesia yang mampu berbicara fasih dalam bahasa Inggris, bahkan sekedar memahami atau atau membaca teks berbahasa Inggris pun masih sangat lemah. Apalagi kalau diminta berkomunikasi langsung dengan orang yang berbahasa Inggris.

Daftar Pustaka


http://google.com

http://indrayogi.multiply.com/reviews/item/173

Musfiroh, Zakiyatul. 2006. Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah se- Kecamatan Singosari Malang. Skripsi. Jurusan Sastra Arab FS UM. Pembimbing (1) Dr. Nurul Murtadho, M. Pd., (2) Drs. Muhaiban

Berbagai Pendekatan Dalam Belajar Mengajar


Bab I
Pendahuluan

            Dalam proses belajar mengajar, kita sering menggunakan berbagai macam metode dan pendekatan. Dan secara tidak sadar kita melakukan “strategi” untuk memerangi ketidaktahuan. Namun terkadang, guru-guru cenderung menggunakan metode termudah seperti metode ceramah yang membuat anak menjadi pasif. Seringkali kita lihat dalam berbagai kegiatan yang memerlukan kemampuan verbal seorang anak, kebanyakan anak tidak mampu mengungkapkan isi hati dan fikiran mereka walaupun mereka pintar dalam hal pelajaran, bahkan untuk sesuatu yang tidak memerlukan pemikiran ilmiahpun sulit untuk berbicara. Namun tiap metode tidak ada yang buruk, hanya masing-masing bisa memiliki “efek samping” bila diberikan dalam dosis terlau sering. Pencampuran metode-metode yang ada boleh jadi menjadi sebuah kebijaksanaan bagi pengajar, selain itu metode-metode itupun menjadi sebuah variasi belajar, dan terkadang metode itu memberikan keleluasaan bagi anak untuk mencoba mengungkap dan memberikan konsep mengenai sebuah ilmu, sebuah penemuan kecil yang diungkapkan murid akan menjadi stimulus untuk mencari yang lebih dan lebih lagi.

Namun sebelum metode, sebuah pendekatan nampaknya penting diketahui hal ini untuk mengoptimalisasi kegiatan belajar dikelas, karena nampaknya kita sering lupa bahwa kita amat terpengaruh oleh semua lingkungan yang kita tinggali. Adalah resiko bagi seorang pendidik untuk mendekati semua lini yang berpengaruh pada proses pelaksanaan pendidikan, karena hasil pendidikan itupun yang menjadi pengaruh terbesar dalam peradaban manusia, tidak ada yang tidak berkembang tanpa pendidikan, bahkan ilmu Allah pun tidak akan berkembang tanpa pendidikan sebagai salurannya, dan setiap perencanaan dan visi manusia itu adalah ideal, termasuk pengembangan sistem pendidikan di negara kita, sudah ideal adanya, tinggal bagaimana akselerasi kita memilih metode dan pendekatan dalam menyusun sebuah strategi, tanpa meninggalkan
dasar-dasar pembelajaran yang telah ada dan telah ideal.




Bab II
Pembahasan

A. Berbagai Pendekatan Dalam Belajar Mengajar
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, didalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.
Dilihat dari pendekatanya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:
  1. Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered Approach)
  2. Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru (Teacher Centered Approch).
  3. Metode pembelajaran dapat di artikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah di susun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Macam-macam metode pembelajaran:
  1. Ceramah
  2. Demonstrasi
  3. Diskusi
  4. Simulasi
  5. Laboratorium
  6. Pengalaman Lapangan
  7. Brainstorming
  8. Debat
  9. Simposium

Ket :
  • Metode Ceramah dan Demonstrasi termasuk dalam kategori pendekatan yang berpusat pada guru.
  • Metode Diskusi, Simulasi, Laboratorium, Pengalaman Lapangan, Brainstorming, debat, dan Simposium termasuk dalam kategori pendekatan yang berpusat pada siswa.

 B. Macam  - Macam Pendekatan

1. Pendekatan Penemuan (inkuiri)
           
Dimana mendorong siswa untuk melibatkan diri secara aktif dalam proses belajar mengajar dengan melakukan kegiatan penelitian secara sederhana. Kegiatan tersebut dapat berupa kegiatan mengumpulkan data melalui pengamatan, mencatat dan menafsirkan data, serta mengambil kesimpulan. Kesimpulan ini berupa pengetahuan yang harus dimiliki siswa misalnya konsep, prinsip, kaidah atau penjelasan mengenai satu benda atau peristiwa. Beberapa metode dapat digunakan secara terpadu dalam pendekatan inkuiri misal: Metode eksperimen, widyawisata, diskusi, tanya jawab dan lain-lain

2. Pendekatan Konsep

Konsep ini dipusatkan pada pengembangan konsep dengan menggunakan berbagai metode yang sesuai, dimana penting untuk mencegah diajarkannya fakta yang terlepas-lepas sehingga kurang bermakna. Secara umum pembelajaran ini dilaksanakan sebagai berikut:

“Siswa melakukan kegiatan pengamatan (dengan satu atau lebih indera) untuk mengumpulkan berbagai informasi, mencatat dan memilih informasi yang sesuai serta menafsirkannya, dan digeneralisasikan berupa konsep”

3. Pendekatan keterampilan proses

Dimana menekankan penggunaan keterampilan proses dalam pembelajatan. Keterampilan proses berguna bagi siswa untuk memperoleh, mengembangkan dan menerapkan konsep. Keterampilan proses meliputi keterampilan mengamati, menafsirkan hasil pengamatan atau informasi, berkomunikasi hasil pengamatan atau informasi, berkomunikasi, mengajukan pertanyaan, merancang dan merencanakan kegiatan terutama kegiatan eksperimen serta menerapkan konsep. Pendekatan ini selalu digunakan bersama-sama dengan pendekatan konsep. Pendekatan ini lebih cocok untuk digunakan pada penyusunan program mata pelajaran ilmu Pengetahuan alam dalam GBPP.

4. Pendekatan Pemecahan Masalah

 Pendekatan ini memberikan kesempatan pada siswa untuk mengenali masalah, menyusun berbagai gagasan atau kemungkinan pemecahan masalah. Merencanakan dan melaksanakan cara memecahkannya serta mengkomunikasikan hasilnya

5. Pendekatan deduktif Induktif

Disini siswa menarik kesimpulan dari sejumlah fakta yang berhubungan satu sama lain yang diperoleh melalui pengamatan atau cara lain yang diperoleh melalui pengamatan atau cara lain. Sebaliknya, pendekatan deduktif menghadapkan siswa pada sesuatu yang berlaku umum lebih dahulu misalnya yang berupa konsep, prinsip atau hukum kemudian mengumpulkan berbagai fakta yang mendukung pernyataan tersebut. Pendekatan ini lazimnya untuk Matematika, IPS dan IPA.




6. Pendekatan Sejarah

Dimaksudkan untuk menunjukan kepada siswa bahwa ilmu berkembang berkat ketekunan para ilmuwan. Disini kita mengarahkan siswa agar berfikir secara ilmiah, tekun dan ulet dalam belajar. Pendekatan ini berguna dalam memberikan dorongan kepada siswa untuk berfikir secara ilmiah, tekun dan ulet dalam belajar. Cocok diaplikasikan untuk kelompok pelajaran IPA, IPS dan Matematika

7. Pendekatan Nilai

Ditekankan lebih kepada nilai moral, estetika dan sebagainya yang terkandung dalam pelajaran Agama, PKn, Bahasa, IPA, IPS, Kertakes dan Mulok

8. Pendekatan Komunikatif

Pendekatan ini mengutamakan pembelajaran bahasa pada pemahaman dan keterampilan penggunaan bahasa secara nyata dan wajar. Pembelajaran ini menciptkana kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa berkomunikasi untuk pelbagai tujuan dan keadaan

9. Pendekatan Tematik

Pendekatan ini digunakan dalam pengembangan dan perluasan bahan kajian melalui tema-tema dan meliputi berbagai aspek kehidupan siswa yang menjadi pemersatu aspek kehidupan siswa yang menjadi pemersatu kegiatan belajar. Tema dalam Bahasa Indonesia digunakan sebagai pemersatu kegiatan belajar dalam pengembangan kemampuan berbahasa yaitu keterampilan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara serta penguasaan kosakata dan struktur. Pendekatan ini juga digunakan dalam mata pelajaran PKn. Pendekatan ini digunakan baik dalam penyusunan program maupun dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.



C. Metode Mengajar

Dalam memilih metode pengajaran guru dapat memilih dan menentukkannya lewat analisis terlebih dahulu terhadap beberapa faktor yaitu:

1.      Kemampuan guru
2.      Tujuan Pembelajaran
3.      Kekhasan bahan pelajaran
4.      Keadaan sarana dan prasarana
5.      Keadaan siswa
6.      Asas pengembangan kurikulum.

Metode-metodenya yakni:

1. Metode penugasan

Metode ini merupakan suatu cara pemberian kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung yang telah dipersiapkan guru. Dalam melaksanakan tugas ini siswa dapat memperoleh pengalaman secara langsung dan nyata. Tugas dapat diberikan secara berkelompok atau perorangan. Dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan dan pembasaan untuk kerja mandiri serta sikap jujur.

2. Metode eksperimen

Yaitu suatu cara memberikan kesempatan kepada siswa secara perseorangan atau kelompok untuk berlath melakukan suatu proses percobaan secara mandiri. Melalui metode ini siswa sepenuhnya terlibat, antara lain dalam merencanakan eksperimen, menemukan fakta, mengumpulkan data, menarik kesimpulan, merumuskan konsep, prinsip atau hukum. Selanjutnya siswa pun dapat melakukan pengujian atau pembuktian terhadap prinsip yang telah ditemukan melalui eksperimen verifikatif. Ini berguna untuk mengembangkan sikap ilmiah siswa.

3. Metode proyek

Dimana merupakan suatu cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghubungkan dan mengembangkan sebanyak mungkin pengetahuan yang telah diperoleh dari berbagai mata pelajaran. Metode ini membahas suatu tema atau unit pelajaran dimana diharapkan siswa dapat dilatih baik secara individual maupun kelmpok untuk menelaah suatu materi pelajaran dengan wawasan yang lebih luas, memantapkan penghargaan terhadap lingkungan, meningkatkan penghargaan terhadap lingkungan, memahami dan berupaya memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, serta menyalurkan minat yang memungkinkan baik dilihat dari segi waktu atau bahan pelajaran dari berbagai mata pelajaran.

4. Metode diskusi

Yaitu suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui wahana tukar pendapat dan informasi berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh guna memecahkan suatu masalah, memperjelas sesuatu bahan pelajaran dan mencapai kesepakatan. Dalam metode ini pengembangan berpusat pada, keterampilan bertanya, mengemukakan pendapat, sikap-sikap kritis, skeptis, toleran, kemampuan mengendalikan emosi dan sebagainya dapat dibina melalui penggunaan metode ini. Muhibbin, menambahkan bahwa dalam diskusi ini ada beberapa macam yaitu:

  • Diskusi Informal

Diskusi ini aturannya lebih longgar karena tidak resminya dan kelompoknya tidak terbatas, bahkan satu orang bisa tampil sebagai pemimpin tanpa pembantu atau wakil, contohnya diskusi keluarga.

  • Diskusi formal

Dimana diskusi ini sangat ketat aturannya, memiliki tata tertib dan jumlah peserta diskusi jauh lebih banyak bahkan dapat melibatkan hampir seluruh kelas. Terdapat pemimpin (moderator) dan sekretais (notulen). Notulen ini berisi pertanyaa, jawaban, sanggahan, saran dan kesimpulan dalam diskusi. Ekspresi spontan dilarang karena tiap peserta bila hendak bicara harus seizin moderator untuk menjamin ketertiban lau lintas diskusi.


  • Diskusi Panel

“Panel” artinya sekelompok pembicara yang dipilih untuk berbicara. Dan kelompok penonton ada yang menjadi peserta aktif yang bisa bertanya, menyanggah dan kelompok non-aktif yang hanya berfungsi sebagai mustamiin saja. Aturan ynag dibuat sama ketatnya dengan diskusi formal.

  • Diskusi Simposium

Diskusi ini hampir sama dnegan diskusi lain, perbedaannya terletak pada agenda masalah simposium disampaikan oleh seorang pemrasaran atau lebih. Pemrasaran ini secara bergilir menyampaikan uraian pandangannya mengenai topik yang sama atau salah satu aspek dari topik yang sama.

Metode diskusi juga mempunyai kelemahan yaitu:
Ø  Jalannya diskusi sering didominasi siswa yang pandai dan mengurangi kontribusi partisipan lain
Ø  Jalannya diskusi cenderung terpengaruh masalah menyimpang dari inti sehingga pertukaran pikiran menjadi asal-asalan dan bertele-tele
Ø  Boros waktu dan tidak sesuai dengan prinsip efisiensi (Barlow,1985;Daradjat 1985.).

5. Metode widyawisata

Metode ini ialah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui pembelajaran langsung diobjek yang akan dipelajari yang berada diluar kelas atau dilingkungan kehidupan nyata. Metode ini diterapkan bila objek yang akan dipelajari hanya terdapat di daerah tertentu saja. Berguna memberikan variasi belajar, lebih tertarik terhadap pelajaran yang disajikan sehingga terangsang untuk mencari informasinya dibuku, dan media lainnya. Namun metode ini memerlukan perencanaan yang matang, pelaksanaan yang efisien dan efektif dan memiliki kegiatan tindak lanjut berupa laporan, diskusi, deklamasi, pameran sederhana atau evaluasi.
Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.

Kelebihan metode karyawisata sebagai berikut :

a)      Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran.
b)      Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.
c)       Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.

Kekurangan metode karyawisata sebagai berikut :

a)      Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.
b)      Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.
c)      Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama, sedangkan unsur studinya terabaikan.
d)      Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didik di lapangan.
e)      Biayanya cukup mahal.
f)       Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.

Kadang-kadang dalam proses belajar mengajar siswa perlu diajak ke luar sekolah, untuk meninjautempat tertentu atau obyek yang lain. Menurut Roestiyah (2001:85) , karya wisata bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu dikatakan teknik karya wisata, ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, dan sebagainya.

Teknik karya wisata ini digunakan karena memiliki tujuan sebagai berikut:

“Dengan melaksanakan karya wisata diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari obyek yang dilihatnya, dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta dapat bertanya jawab mungkin dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya dalam pelajaran, ataupun pengetahuan umum. Juga mereka bisa melihat, mendengar, meneliti dan mencoba apa yang dihadapinya, agar nantinya dapat mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu yang sama ia bisa mempelajari beberapa mata pelajaran”

Agar penggunaan teknik karya wisata dapat efektif, maka pelaksanaannya perlu memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:

a)      Persiapan, dimana guru perlu menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas, mempertimbangkan pemilihan teknik, menghubungi pemimpin obyek yang akan dikunjungi untuk merundingkan segala sesuatunya, penyusunan rencana yang masak, membagi tugas-tugas, mempersiapkan sarana, pembagian siswa dalam kelompok, serta mengirim utusan,
b)      Pelaksanaan karya wisata, dimana pemimpin rombongan mengatur segalanya dibantu petugas-petugas lainnya, memenuhi tata tertib yang telah ditentukan bersama, mengawasi petugas-petugas pada setiap seksi, demikian pula tugas-tugas kelompok sesuai dengan tanggung jawabnya, serta memberi petunjuk bila perlu,
c)      Akhir karya wisata, pada waktu itu siswa mengadakan diskusi mengenai segala hal hasil karya wisata, menyusun laporan atau paper yang memuat kesimpulan yang diperoleh, menindaklanjuti hasil kegiatan karya wisata seperti membuat grafik, gambar, model-model, diagram, serta alat-alat lain dan sebagainya.
Karena itulah teknik karya wisata dapat disimpulkan memiliki keunggulan sebagai berikut:

Ø  Siswa dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para petugas pada obyek karya wisata itu, serta mengalami dan menghayati langsung apa pekerjaan mereka. Hal mana tidak mungkin diperoleh disekolah, sehingga kesempatan tersebut dapat mengembangkan bakat khusus atau ketrampilan mereka,
Ø  Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individu maupun secara kelompok dan dihayati secara langsung yang akan memperdalam dan memperluas pengalaman mereka,
Ø  dalam kesempatan ini siswa dapat bertanya jawab, menemukan sumber informasi yang pertama untuk memecahkan segala persoalan yang dihadapi, sehingga mungkin mereka menemukan bukti kebenaran teorinya, atau mencobakan teorinya ke dalam praktek,
Ø  Dengan obyek yang ditinjau itu siswa dapat memperoleh bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi, yang tidak terpisah-pisah dan terpadu.

6. Bermain peran

Berupa penguasaan belajar melalui pengembangan imajinasi, daya ekspresi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan ini dilakukan dengan memerankan seseorang dari sejarah, dunia pengetahuan dan lainnya. Ini berguna  untuk
membuat anak lebih paham dan menghayati pelajaran.

7. Metode Demonstrasi

Adalah suatu cara mengajar dengan mempertunjukkan suatu benda atau cara kerja sesuatu. Benda itu dapat berupa benda sebenarnya ataupun model. Dengan metode ini siswa mampu mengembangkan kemampuan mengamati, menggolongkan, menarik kesimpulan, menerapkan konsep, prinsip atau prosedur dan mengkomunikasikannya kepada siwa lain. Demonstrasi ini dapat dilakukan oleh guru atau siswa yang telah dilatih sebelumnya. Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Muhibbin Syah ( 2000).

Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah :

a.      Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan .
b.      Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c.       Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa

Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut :

  1. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atu kerja suatu benda.
  2. Memudahkan berbagai jenis penjelasan .
  3. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan obyek sebenarnya (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).

Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut :

  1. Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan.
  2. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan
  3. Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).




8. Metode tanya jawab

Yaitu suatu penyajian bahan pengajaran melalui berbagai bentuk pertanyaan yang dijawab siswa. Metode ini sering digunakan dalam proses belajar mengajar siswa bersamaan dengan metode lain, tanya jawab dapat dilakukan di awal, tengah atau akhir pelajaran. Berguna untuk mengetahui sejauh mana anak memahami pelajaran .

9. Metode latihan

Yaitu berupa pemberian kesempatan kepada siswa untuk berlatih melakukan suatu keterampilan tertentu berdasarkan penjelasan dan petujuk guru. Melalui metode ini dapat dikembangkan keterampilan melalui pembiasaan.

10. Metode ceramah

Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.

Beberapa kelemahan metode ceramah adalah :
  1. Membuat siswa pasif
  2. Mengandung unsur paksaan kepada siswa
  3. Mengandung daya kritis siswa
  4. Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
  5. Sukar mengontrol sejauh mana pemerolehan belajar anak didik.
  6. Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
  7. Bila terlalu lama membosankan.(Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

Beberapa kelebihan metode ceramah adalah :
  1. Guru mudah menguasai kelas.
  2. Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar
  3. Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
  4. Mudah dilaksanakan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

11. Metode pameran

Metode ini digunakan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyajikan dan menjelaskan apa yang telah dipelajarinya. Pameran yang dimaksud dapat berupa pameran kelas atau pameran sekolah dengan memamerkan grafik, model, alat atau gambar ukiran, patung, tanaman dan hasil karya lainnya dibuat oleh siswa. Metode ini bisa sebagai kegiatan puncak dari serangkaian kegiatan lain yang menggunakan metode widyawisata atau proyek.

12. Metode Permainan

Yaitu suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui berbagai bentuk permainan. Bisa berupa teka-teki, papan bergambar (sejenis ular tangga), kotak rahasia, kartu gambar yang dibuat siswa atau guru. Metode ini bertujuan memberikan pengalaman, motivasi, berlatih mengambil keputusan dan pengendalian emosi bila menang atau kalah.

13. Metode cerita

Yaitu suatu cara penanaman nilai-nilai kepada siswa dengan mengungkapkan kepribadian tokoh-tokoh melalui penuturan hikayat, legenda, dongeng dan sejarah lokal. Metode ini dapat digunakan untuk membantu penghayatan nilai dan moral serta pembentukan sikap. Hal ini terjadi karena metode ini lebih mudah untuk membawa emosi siswa ke suasana cerita sehingga siswa menjadi tertarik dan mungkin terharu sehingga akan mempermudah pembentukan sikap.

14. Metode Simulasi

Metode simulasi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui kegiatan praktek langsung tentang pelaksanaan nilai-nilai, penerapan pengetahuan dan keterampilan yang berlangsung dalam kehidupan sehari-hari. Metode ini dapat mengembangkan pemahaman pengetahuan dan penghayatan siswa terhadap sikap dan nilai yang berlaku di masyarakat.

15. Metode resitasi ( Recitation method )

Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat resume dengan kalimat sendiri (http://re-searchengines.com/art05-65.html).


 Kelebihan metode resitasi sebagai berikut :

  1.  Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama. 
  2. Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

Kelemahan metode resitasi sebagai berikut :
  1. Terkadang anak didik melakukan penipuan di mana anak didik hanya meniru hasil pekerjaan temannya tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri. 
  2.  Terkadang tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan. Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual (Syaiful Bahri Djamarah, 2000) 

Sebenarnya dalam pemilihan metode, lebih baik menggunakan prinsip mix and macth (mencampur dan mencocokan) disini Muhhibin Syach memberikan metode-metode yang dicampur yaitu metode ceramah plus, dimana metode ceramah yang tadinya sebagai biang keladi “verbalism” dan budaya “bungkam” dikalangan pelajar maka modifikasi agar membuat kelemahan berbagai metode tertutupi yaitu :

  1. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT)
  2. Metode ceramah plus diskusi dan tugas (CPDT)
  3. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)


Bab III
Kesimpulan


Tiap metode tidak ada yang buruk, hanya masing-masing bisa memiliki “efek samping” bila diberikan dalam dosis terlau sering. Pencampuran metode-metode yang ada boleh jadi menjadi sebuah kebijaksanaan bagi pengajar, selain itu metode-metode itupun menjadi sebuah variasi belajar, dan terkadang metode itu memberikan keleluasaan bagi anak untuk mencoba mengungkap dan memberikan konsep mengenai sebuah ilmu, sebuah penemuan kecil yang diungkapkan murid akan menjadi stimulus untuk mencari yang lebih dan lebih lagi.
Pendekatan dalam belajar mengajar dapat didefinisikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, didalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.

Daftar Pustaka

Syaiful Bahri Djamarah, 2000
http://re-searchengines.com/art05-65.html
Http://Google.com

If U have Site U Can Earn
Top pay per click payments. Make money from your website.
dollarsincome.com
Make Money Online
$0.00 Start. Start in 5 mins. $3K per week. Make money from your website.
dollarsincome.com
U Have Website We have Cash
If you have website put our banner on it, make money for each visitor
dollarsincome.com
Make Money when you Sleep
$0 invest - earn $80.00 daily.Online income system that works.
dollarsincome.com
Buy Facebook Fans, Free Fan Exchange, Earn Money Online

Site Search