SMPN 4 Darma

Selamat Datang di Sekolah SMPN 4 Darma Desa Sagarahiang.

Ruang TU SMPN 4 Darma

Inilah Ruang TU ( Tata Usaha ) SMPN 4 Darma Yang Terlihat Rapih dan Bersih!!!

Piala Yang Diraih SMPN 4 Darma

Beberapa Piala Yang berhasil Di Raih Oleh SMPN 4 Darma Dari Perlombaan Yang Diikuti

Para Guru SMPN 4 Darma

Welcome In SMPN 4 Darma

Ruang Kelas SMPN 4 Darma

Welcome In SMPN 4 Darma

Sabtu, 31 Maret 2012

Apa Itu Jiihad ???

Munculnya aksi - aksi kekerasan dan radikalisme atas nama agama berawal dari pemahaman agama yang keliru, jihad bukan sebatas melawan orang kafir dalam upaya membela agama Allah (Jihad Fisabilillah). Makna jihad sangat luas dan universal. Jihad berasal dari bahasa Arab yang berarti "Bersungguh - Sungguh Melakukan Sesuatu". Segala aktivitas yang dilakukan dalam rangka beribadah dan mencari ridha Allah SWT adalah jihad. Seorang bapak yang mencari nafkah secara halal demi kesejahteraan keluarganya bisa disebut jihad fisabilillah. seorang siswa yang belajar dengan tekun pun bisa dibilang berjihad. seorang pedagang yang berjualan di pasar, lantas dia bersungguh - sungguh berlaku jujur dan tidak menipu pembelinya, dia juga sudah berjihad untuk dirinya. Seorang wanita yang mempertahankan harga diri dan kehormatannya dengan mengenakan "Jilbab" dari gangguan lelaki jahat, dia juga berjihad. Karena itu, jihad sangat luas maknanya. Dan, seseorang dpat berjihad sesuai dengan bidangnya masing - masing. Karena jihad sangan luas maknanya, maka pemahaman jihad harus diluruskan sehingga pelaksanaan jihad dapat disesuaikan dengan persoalan umat islam dan fenomena kehidupan yang dihadapinya. Artinya, jihad harus sesuai dengan konteks terkini dan persoalan Umat Islam di dunia modern. Kekeliruan memahami jihad dalam arti sempit, seperti peperangan dan aksi - aksi kekerasan, disebabkan beberapa hal.

Pertama, persoalan politik di dunia Islam. Kecenderungan memahami jihad dengan aksi - aksi kekerasan, teror dan perang, tak lepas dari fenomena yang dialami oleh dunia islam, terutama gejolak politik di Timur Tengah. Misalnya, perjuangan rakyat palestina melawan penduduk israel, peperangan rakyat Afganistan melawan tentara komunis Uni Soviet di masa silam. Termasuk juga campur tangan negara Barat dalam krisis politik di Afganistan dan Irak.

Kedua, Produk pemikiran yang salah dari tokoh dan aktivis Islam. karena menganggap diri dan kelompoknya yang paling benar, maka kekuasaan belum diraihnya, mereka menghalalkan cara - cara kekerasan dan radikalisme untuk merebut kekuasaan atas nama agama sehingga mereka menjadi penganut aliran islam garis keras, militan, dan fundamentalisme. Bagi pengikutnya, mereka merasa telah berjihad dan menganggap kelompok lain salah.

Pada prinsipnya, Jihad adalah perjuangan diri dengan segenap upaya untuk tetap dalam jalan fisabilillah. Jihad dapat dilakukan dengan apa saja yang kita mampu. Misalnya dengan Ilmu, Amal, Harta, Tenaga, bahkan niat sekalipun. Jihad bukan hanya perang melawan orang kafir dengan cra kekerasan, meskipun hal tersebut kadang kala tidak dapat dihindari oleh sebagian umat islam untuk membela diri dan Aqidah. Namun, menghadapi persoalan dunia global harus disikapi dengan jiwa zamannya, yaitu memperkuat iman, ilmu, dan ukhuwah, baik ukhuwah seakidah, sebangsa, maupun sesama manusia. Jihad juga harus disesuaikan dengan konteks zaman dan problematika umat yang dihadapi. untuk saat ini, di negara kita dan umumnya di negara Muslim, jihad akbar di dunia modern adalah mrenguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Demikian juga jihad ekonomi dapat membebaskan diri dari kemiskinan dan keterbelakangan serta jihad membangun diri dan ukhuwah sesama umat dalam menciptakan perdamaian dunia.


Imam Al -Mahdi

Imam Mahdī ( Arab الإمام المهدي, Muhammad al-Mahdī, Mehdi; "Seseorang yang memandu") adalah seorang muslim berusia muda yang akan dipilih oleh Allah untuk menghancurkan semua kezaliman dan menegakkan keadilan di muka bumi sebelum datangnya hari kiamat.Hal ini diterangkan dalam sebuah hadist nabi yang diriwayatkan oleh Thabrani Telah bersabda Rasulullah SAW:

"Sungguh, bumi ini akan dipenuhi oleh kezhaliman dan kesemena-menaan. Dan apabila kezhaliman serta kesemena-menaan itu telah penuh, maka Allah SWT akan mengutus seorang laki-laki yang berasal dari umatku, namanya seperti namaku, dan nama bapaknya seperti nama bapakku (Muhammad bin Abdullah). Maka ia akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kemakmuran, sebagaimana ia (bumi) telah dipenuhi sebelum itu oleh kezhaliman dan kesemena-menaan. Di waktu itu langit tidak akan menahan setetes pun dari tetesan airnya, dan bumi pun tidak akan menahan sedikit pun dari tanaman-tanamannya. Maka ia akan hidup bersama kamu selama 7 tahun, atau 8 tahun, atau 9 tahun. (HR. Thabrani)"

Hadist lain yang menerangkan tentang kedatangan Imam Mahdi adalah sebagai berikut:


"Telah bersabda Rasulullah SAW, "Pada akhir zaman akan muncul seorang khalifah yang berasal dari umatku, yang akan melimpahkan harta kekayaan selimpah-limpahnya. Dan ia sama sekali tidak akan menghitung-hitungnya. (HR. Muslim dan Ahmad)"


1. Etimologi


Imam Mahdi sebenarnya adalah sebuah nama gelar sebagaimana halnya dengan gelar khalifah, amirul mukminin dan sebagainya. Imam Mahdi dapat diartikan secara bebas bermakna "Pemimpin yang telah diberi petunjuk". Dalam bahasa Arab, kata Imam berarti "pemimpin", sedangkan Mahdi berarti "orang yang mendapat petunjuk". Nama Imam Mahdi sebenarnya seperti yang disebutkan dalam hadist di atas, ia bernama Muhammad (seperti nama Nabi Muhammad), nama ayahnya pun sama seperti nama ayah Nabi Muhammad SAW yaitu Abdullah. Nama Imam Mahdi sama persis dengan Rasulullah SAW yaitu Muhammad bin Abdullah.


2. Ciri-ciri Imam Mahdi


Tidak ada seorang pun dimuka bumi ini yang mengetahui tentang Imam Mahdi dan ciri-cirinya , kecuali Rasulullah, karena Rasululah dibimbing oleh wahyu. Oleh karena itu bagi kita sebaik-baiknya tempat untuk merujuk tentang perkara ini adalah apa yang baginda Rasulullah katakan dalam hadist-hadistnya sebagai berikut:


Telah bersabda Rasulullah SAW:


"Al-Mahdi berasal dari umatku, berkening lebar, berhidung panjang dan mancung. Ia akan memenuhi bumi ini dengan keadilan dan kemakmuran, sebagaimana ia (bumi ini) sebelum itu dipenuhi oleh kezhaliman dan kesemena-menaan, dan ia (umur kekhalifahan) berumur tujuh tahun. (HR. Abu Dawud dan al-Hakim)"

Telah bersabda Rasulullah SAW:


"Al-Mahdi berasal dari umatku, dari keturunan anak cucuku. (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan al-Hakim)"


3. Kemunculan Imam Mahdi

Kemunculan Imam Mahdi bukan karena kemauan Imam Mahdi itu sendiri melainkan karena takdir Allah yang pasti berlaku. Bahkan Imam Mahdi sendiri tidak menyadari bahwa dirinya adalah Imam Mahdi melainkan setelah Allah SWT mengislahkannya dalam suatu malam, seperti yang dikatakan dalam sebuah hadist berikut:

"Al-Mahdi berasal dari umatku, yang akan diislahkan oleh Allah dalam satu malam. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
"


Kemunculan Imam Mahdi akan di dahului oleh beberapa tanda-tanda sebagaimana yang disebutkan dalam beberapa hadist berikut:


Aisyah Ummul Mukminin RA telah berkata:


"Pada suatu hari tubuh Rasulullah SAW bergetar dalam tidurnya. Lalu kami bertanya, 'Mengapa engkau melakukan sesuatu yang belum pernah engkau lakukan wahai Rasulullah?' Rasulullah SAW menjawab, 'Akan terjadi suatu keanehan, yaitu bahwa sekelompok orang dari umatku akan berangkat menuju baitullah (Ka'bah) untuk memburu seorang laki-laki Quraisy yang pergi mengungsi ke Ka'bah. Sehingga apabila orang-orang tersebut telah sampai ke padang pasir, maka mereka ditelan bumi.' Kemudian kami bertanya, 'Bukankah di jalan padang pasir itu terdapat bermacam-macam orang?' Beliau menjawab, 'Benar, di antara mereka yang ditelan bumi tersebut ada yang sengaja pergi untuk berperang, dan ada pula yang dipaksa untuk berperang, serta ada pula orang yang sedang berada dalam suatu perjalanan, akan tetapi mereka binasa dalam satu waktu dan tempat yang sama. Sedangkan mereka berasal dari arah (niat) yang berbeda-beda. Kemudian Allah SWT akan membangkitkan mereka pada hari berbangkit, menurut niat mereka masing-masing. (HR. Bukhary, Muslim)"


Telah bersabda Rasullah SAW:


"Seorang laki-laki akan datang ke Baitullah (Ka'bah), maka diutuslah suatu utusan (oleh penguasa) untuk mengejarnya. Dan ketika mereka telah sampai di suatu gurun pasir, maka mereka terbenam ditelan bumi. (HR. Muslim)"


Telah bersabda Rasullah SAW:


"Suatu kaum yang mempunyai jumlah dan kekuatan yang tidak berarti akan kembali ke Baitullah. Lalu diutuslah (oleh penguasa) sekelompok tentara untuk mengejar mereka, sehingga apabila mereka telah sampai pada suatu padang pasir, maka mereka ditelan bumi. (HR. Muslim)"


Telah bersabda Rasullah SAW:


"Sungguh, Baitullah ini akan diserang oleh suatu pasukan, sehingga apabila pasukan tersebut telah sampai pada sebuah padang pasir, maka bagian tengah pasukan itu ditelan bumi. Maka berteriaklah pasukan bagian depan kepada pasukan bagian belakang, dimana kemudian semua mereka ditenggelamkan bumi dan tidak ada yang tersisa, kecuali seseorang yang selamat, yang akan mengabarkan tentang kejadian yang menimpa mereka. (HR. Muslim, Ahmad, Nasai, dan Ibnu Majah)"


Telah bersabda Rasulullah SAW



"Akan dibaiat seorang laki-laki antara makam Ibrahim dengan sudut Ka'bah. (HR. Ahmad, Abu Dawud)"


Telah bersabda Rasulullah SAW:


"Suatu pasukan dari umatku akan datang dari arah negeri Syam ke Baitullah (Ka'bah) untuk mengejar seorang laki-laki yang akan dijaga Allah dari mereka. (HR. Ahmad)"


4. Kepemimpinan Imam Mahdi


Dalam hadist yang disebutkan di atas Imam Mahdi akan memimpin selama 7 atau 8 atau 9 tahun. Semasa kepemimpinannya Imam Mahdi akan membawa kaum muslimin untuk memerangi kezaliman, hingga satu demi satu kedzaliman akan tumbang takluk dibawah kekuasaanya.

Kemenangan demi kemenangan yang diraih Imam Mahdi dan pasukannya akan membuat murka raja kezaliman (Dajjal) sehingga membuat Dajjal keluar dari persembunyiannya dan berusaha membunuh Imam Mahdi serta pengikutnya.

Kekuasaan dan kehebatan Dajjal bukanlah lawan tanding Imam Mahdi oleh karena itu sesuai dengan takdir Allah, maka Allah SWT akan menurunkan Nabi Isa dari langit yang bertugas membunuh Dajjal. Imam Mahdi dan Nabi Isa akan bersama-sama memerangi Dajjal dan pengikutnya, hingga Dajjal mati ditombak oleh Nabi Isa di "Pintu Lud" dalam kompleks Al-Aqsa.


Kamis, 29 Maret 2012

Berbagai Pendekatan Dalam Belajar Mengajar

Pendekatan Pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajran, yang merujuk pad pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangan umum, di dalamnya mewadahai, menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.

Macam- Macam Pendekatan dalam Pembelajaran :


1. Pendekatan Penemuan (inkuiri)

Dimana mendorong siswa untuk melibatkan diri secara aktif dalam proses belajar mengajar dengan melakukan kegiatan penelitian secara sederhana. Kegiatan tersebut dapat berupa kegiatan mengumpulkan data melalui pengamatan, mencatat dan menafsirkan data, serta mengambil kesimpulan. Kesimpulan ini berupa pengetahuan yang harus dimiliki siswa misalnya konsep, prinsip, kaidah atau penjelasan mengenai satu benda atau peristiwa. Beberapa metode dapat digunakan secara terpadu dalam pendekatan inkuiri misal: Metode eksperimen, widyawisata, diskusi, tanya jawab dan lain-lain


2. Pendekatan Konsep

Konsep ini dipusatkan pada pengembangan konsep dengan menggunakan berbagai metode yang sesuai, dimana penting untuk mencegah diajarkannya fakta yang terlepas-lepas sehingga kurang bermakna. Secara umum pembelajaran ini dilaksanakan sebagai berikut:

“Siswa melakukan kegiatan pengamatan (dengan satu atau lebih indera) untuk mengumpulkan berbagai informasi, mencatat dan memilih informasi yang sesuai serta menafsirkannya, dan digeneralisasikan berupa konsep”


3. Pendekatan keterampilan proses

Dimana menekankan penggunaan keterampilan proses dalam pembelajatan. Keterampilan proses berguna bagi siswa untuk memperoleh, mengembangkan dan menerapkan konsep. Keterampilan proses meliputi keterampilan mengamati, menafsirkan hasil pengamatan atau informasi, berkomunikasi hasil pengamatan atau informasi, berkomunikasi, mengajukan pertanyaan, merancang dan merencanakan kegiatan terutama kegiatan eksperimen serta menerapkan konsep. Pendekatan ini selalu digunakan bersama-sama dengan pendekatan konsep. Pendekatan ini lebih cocok untuk digunakan pada penyusunan program mata pelajaran ilmu Pengetahuan alam dalam GBPP.


4. Pendekatan Pemecahan Masalah

Pendekatan ini memberikan kesempatan pada siswa untuk mengenali masalah, menyusun berbagai gagasan atau kemungkinan pemecahan masalah. Merencanakan dan melaksanakan cara memecahkannya serta mengkomunikasikan hasilnya


5. Pendekatan deduktif Induktif

Disini siswa menarik kesimpulan dari sejumlah fakta yang berhubungan satu sama lain yang diperoleh melalui pengamatan atau cara lain yang diperoleh melalui pengamatan atau cara lain. Sebaliknya, pendekatan deduktif menghadapkan siswa pada sesuatu yang berlaku umum lebih dahulu misalnya yang berupa konsep, prinsip atau hukum kemudian mengumpulkan berbagai fakta yang mendukung pernyataan tersebut. Pendekatan ini lazimnya untuk Matematika, IPS dan IPA.



6. Pendekatan Sejarah

Dimaksudkan untuk menunjukan kepada siswa bahwa ilmu berkembang berkat ketekunan para ilmuwan. Disini kita mengarahkan siswa agar berfikir secara ilmiah, tekun dan ulet dalam belajar. Pendekatan ini berguna dalam memberikan dorongan kepada siswa untuk berfikir secara ilmiah, tekun dan ulet dalam belajar. Cocok diaplikasikan untuk kelompok pelajaran IPA, IPS dan Matematika


7. Pendekatan Nilai

Ditekankan lebih kepada nilai moral, estetika dan sebagainya yang terkandung dalam pelajaran Agama, PKn, Bahasa, IPA, IPS, Kertakes dan Mulok


8. Pendekatan Komunikatif

Pendekatan ini mengutamakan pembelajaran bahasa pada pemahaman dan keterampilan penggunaan bahasa secara nyata dan wajar. Pembelajaran ini menciptkana kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa berkomunikasi untuk pelbagai tujuan dan keadaan


9. Pendekatan Tematik

Pendekatan ini digunakan dalam pengembangan dan perluasan bahan kajian melalui tema-tema dan meliputi berbagai aspek kehidupan siswa yang menjadi pemersatu aspek kehidupan siswa yang menjadi pemersatu kegiatan belajar. Tema dalam Bahasa Indonesia digunakan sebagai pemersatu kegiatan belajar dalam pengembangan kemampuan berbahasa yaitu keterampilan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara serta penguasaan kosakata dan struktur. Pendekatan ini juga digunakan dalam mata pelajaran PKn. Pendekatan ini digunakan baik dalam penyusunan program maupun dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.


Sistem Politik Pada Masa Rasulullah

Artikel ini menjelaskan tentang sistem politik pada zaman Rasullulah SAW, sistem politik islam kedaulatan itu tidak di tangan rakyat maupun Kepala Negara, melainkan ditangan syara’. Hanya saja pesan-pesan syara’ yang sifatnya ilahi itu tidak dimonopoli oleh Kepala Negara (khalifah) dan tidak dimanipulasi oleh tokoh agama karena kedudukan seluruh kaum muslimin di depan syara’ (baik dari segi hukum maupun kewajibannya) adalah sama. Semoga Bermanfaat.!!

BAB I

Pendahuluan

Sistem politik Islam memang berbeda dengan sistem-sistem politik lainnya. Satu perkara yang paling penting dalam sistem politik Islam adalah bahwa kedaulatan itu tidak di tangan rakyat maupun Kepala Negara, melainkan ditangan syara’. Hanya saja pesan-pesan syara’ yang sifatnya ilahi itu tidak dimonopoli oleh Kepala Negara (khalifah) dan tidak dimanipulasi oleh tokoh agama karena kedudukan seluruh kaum muslimin di depan syara’ (baik dari segi hukum maupun kewajibannya) adalah sama. Oleh karena itu, meskipun kekuasaan dan wewenang pelaksanaan politik itu terpusat kepada khalifah, tidak menyebabkan kelemahan negara Islam, malah justru memperkuatnya.

Kekuasaan khalifah adalah kekuasaan untuk melaksanakan dan menerapkan hukum syariat Islam. Kontrol pelaksanaan hukum dan mekanismenya yang mudah serta tolok ukur yang jelas (yakni nash-nash syara’) telah menjadikan daulah ini kokoh dan tegak menjadi rahmat bagi seluruh dunia selama berabad-abad.

Sepakatlah semua pemikir muslim bahwa Madinah adalah negara Islam yang pertama, dan apa yang dilakukan Rasulullah setelah hijrah dari Makkah ke Madinah adalah memimpin masyarakat Islam dan memerankan dirinya bukan hanya sebagai Rasul semata tetapi juga sebagai kepala negara Islam Madinah.


BAB II Pembahasan

Landasan Sistem Politik Pada Masa Rasulullah

Langkah-langkah Rasulullah dalam memimpin masyarakat setelah hijrahnya ke Madinah, juga beberapa kejadian sebelumnya, menegaskan bahwa Rasulullah adalah kepala sebuah masyarakat dalam apa yang disebut sekarang sebagai negara. Beberapa bukti bisa disebut, diantaranya:

Bai’at Aqabah

Pada tahun kesebelas kenabian, enam orang dari suku Khajraz di Yathrib bertemu dengan Rasululah di Aqabah, Mina. Mereka datang untuk berhaji. Sebagai hasil perjumpaan itu, mereka semua masuk Islam. Dan mereka berjanji akan mengajak penduduk Yathrib untuk masuk Islam pula. Pada musim haji berikutnya, dua belas laki-laki penduduk Yathrib menemui Nabi di tempat yang sama, Aqabah. Mereka, selain masuk Islam, juga mengucapkan janji setia (bai’at) kepada Nabi untuk tidak menyekutukan Allah, tidak mencuri, tidak berzina, tidak berdusta, serta tidak mengkhianati Nabi. Inilah Bai’at Aqabah Pertama. Kemudian pada musim haji berikutnya sebanyak tujuh puluh lima penduduk Yathrib yang sudah masuk Islam berkunjung ke Makkah. Nabi menjumpai mereka di Aqabah. Di tempat itu mereka mengucapkan bai’at juga, yang isinya sama dengan bai’at yang pertama, hanya saja pada yang kedua ini ada isyarat jihad. Mereka berjanji akan membela Nabi sebagaimana membela anak istri mereka, bai’at ini dikenal dengan Bai’at Aqabah Kedua.

Kedua bai’at ini menurut Munawir Sadjali (Islam dan Tata Negara, 1993) merupakan batu pertama bangunan negara Islam. Bai’at tersebut merupakan janji setia beberapa penduduk Yathrib kepada Rasulullah, yang merupakan bukti pengakuan atas Muhammad sebagai pemimpin, bukan hanya sebagai Rasul, sebab pengakuan sebagai Rasulullah tidak melalui bai’at melainkan melalui syahadat. Dengan dua bai’at ini Rasulullah telah memiliki pendukung yang terbukti sangat berperan dalam tegaknya negara Islam yang pertama di Madinah. Atas dasar bai’at ini pula Rasulullah meminta para sahabat untuk hijrah ke Yathrib, dan beberapa waktu kemudian Rasulullah sendiri ikut Hijrah bergabung dengan mereka.

Piagam Madinah

Umat Islam memulai hidup bernegara setelah Rasulullah hijrah ke Yathrib, yang kemudian berubah menjadi Madinah. Di Madinahlah untuk pertama kali lahir satu komunitas Islam yang bebas dan merdeka di bawah pimpinan Nabi Muhammad, Penduduk Madinah ada tiga golongan. Pertama kaum muslimin yang terdiri dari kaum Muhajirin dan Anshar, dan ini adalah kelompok mayoritas. Kedua, kaum musyrikin, yaitu orang-orang suku Aus dan Kharaj yang belum masuk Islam, kelompok ini minoritas. Ketiga, kaum Yahudi yang terdiri dari empat kelompok. Satu kelompok tinggal di dalam kota Madinah, yaitu Banu Qunaiqa. Tiga kelompok lainnya tinggal di luar kota Madinah, yaitu Banu Nadlir, Banu Quaraizhah, dan Yahudi Khibar. Jadi Madinah adalah masyarakat majemuk. Setelah sekitar dua tahun berhijrah Rasulullah memaklumkan satu piagam yang mengatur hubungan antar komunitas yang ada di Madinah, yang dikenal dengan Piagam (Watsiqah) Madinah.Inilah yang dianggap sebagai konstitusi negara tertulis pertama di dunia. Piadam Madinah ini adalah konstitusi negara yang berasaskan Islam dan disusun sesuai dengan syariat Islam.

Peran Sebagai Kepala Negara

Dalam Negeri

Sebagai Kepala Negara, Rasulullah sadar betul akan arti pengembangan sumber daya manusia, dan yang utama sehingga didapatkan manusia yang tangguh adalah penanaman aqidah dan ketaatan kepada Syariat Islam. Di sinilah Rasulullah, sesuai dengan misi kerasulannya memberikan perhatiaan utama. Melanjutkan apa yang telah beliau ajarkan kepada para sahabat di Makkah, di Madinah Rasul terus melakukan pembinaan seiring dengan turunnya wahyu. Rasul membangun masjid yang dijadikan sebagai sentra pembinaan umat. Di berbagai bidang kehidupan Rasulullah melakukan pengaturan sesuai dengan petunjuk dari Allah SWT. Di bidang pemerintahan, sebagai kepala pemerintahan Rasulullah mengangkat beberapa sahabat untuk menjalankan beberapa fungsi yang diperlukan agar manajemen pengaturan masyarakat berjalan dengan baik. Rasul mengangkat Abu Bakar dan Umar bin Khattab sebagai wajir. Juga mengangkat beberapa sahabat yang lain sebagai pemimpin wilayah Islam, diantaranya Muadz Bin Jabal sebagai wali sekaligus qadhi di Yaman.

Luar Negeri

Sebagai Kepala Negara, Rasulullah melaksanakan hubungan dengan negara-negara lain. Menurut Tahir Azhari (Negara Hukum, 1992) Rasulullah mengirimkan sekitar 30 buah surat kepada kepala negara lain, diantaranya kepada Al Muqauqis Penguasa Mesir, Kisra Penguasa Persia dan Kaisar Heraclius, Penguasa Tinggi Romawi di Palestina. Nabi mengajak mereka masuk Islam, sehingga politik luar negeri negara Islam adalah dakwah semata, bila mereka tidak bersedia masuk Islam maka diminta untuk tunduk, dan bila tidak mau juga maka barulah negara tersebut diperangi.

Hubungan Rakyat dan Negara

Peran rakyat

Dalam Islam sesungguhnya tidak ada dikotomi antara rakyat dengan negara, karena negara didirikan justru untuk kepentingan mengatur kehidupan rakyat dengan syariat Islam. Kepentingan tersebut yaitu tegaknya syariat Islam secara keseluruhan di segala lapangan kehidupan. Dalam hubungan antara rakyat dan negara akan dihasilkan hubungan yang sinergis bila keduanya memiliki kesamaan pandangan tentang tiga hal (Taqiyyudin An Nabhani, Sistem Pemerintahan Islam, 1997), pertama asas pembangunan peradaban (asas al Hadlarah) adalah aqidah Islam, kedua tolok ukur perbuatan (miqyas al ‘amal) adalah perintah dan larangan Allah, ketiga makna kebahagiaan (ma’na sa’adah) dalam kehidupan adalah mendapatkan ridha Allah. Ketiga hal tersebut ada pada masa Rasulllah. Piagam Madinah dibuat dengan asas Islam serta syariat Islam sebagai tolok ukur perbuatan.

Adapun peran rakyat dalam negara Islam ada tiga, pertama melaksanakan syariat Islam yang wajib ia laksanakan, ini adalah pilar utama tegaknya syariat Islam, yakni kesediaan masing-masing individu tanpa pengawasan orang lain karena dorongan taqwa semata, untuk taat pada aturan Islam, kedua, mengawasi pelaksanaan syariat Islam oleh negara dan jalannya penyelenggaraan negara, ketiga, rakyat berperan sebagai penopang kekuatan negara secara fisik maupun intelektual, agar menjadi negara yang maju, kuat, disegani di tengah-tengah percaturan dunia. Di sinilah potensi umat Islam dikerahkan demi kejayaan Islam (izzul Islam wa al Muslimin).

Aspirasi Rakyat

Dalam persoalaan hukum syara’, kaum muslimin bersikan sami’ na wa atha’na. Persis sebagaimana ajaran al Qur’an, kaum muslimin wajib melaksanakan apa saja yang telah ditetapkan dan meninggalkan yang dilarang. Dalam masalah ini Kepala Negara Islam menetapkan keputusannya berdasarkan kekuatan dalil, bukan musyawarah, atau bila hukumnya sudah jelas maka tinggal melaksanakannya saja. Menjadi aspirasi rakyat dalam masalah tasyri’ untuk mengetahui hukum syara’ atas berbagai masalah dan terikat selalu dengannya setiap waktu. Menjadi aspirasi mereka juga agar seluruh rakyat taat kepada syariat, dan negara melaksanakan kewajiban syara’nya dengan sebaik-baiknya. Rakyat akan bertindak apabila terjadi penyimpangan.

Di luar masalah tasyri’, Rasulullah membuka pintu musyawarah. Dalam musyawarah kada Rasulullah mengambil suara terbanyak, kadang pula mengambil pendapat yang benar karena pendapat tersebut keluar dari seorang yang ahli dalam masalah yang dihadapi. Dan para sahabat pun tidak segan-segan mengemukakan pendapatnya kepada Rasulullah, setelah mereka menanyakan terlebih dahulu apakah hal ini wahyu dari Allah atau pendapat Rasul sendiri.

Penegakkan Hukum

Hukum Islam ditegakkan atas semua warga, termasuk non muslim di luar perkara ibadah dan aqidah. Tidak ada pengecualian dan dispensasi. Tidak ada grasi, banding, ataupun kasasi. Tiap keputusan Qadhi adalah hukum syara’ yang harus dieksekusi. Peradilan berjalan secara bebas dari pengaruh kekuasaan atau siapapun


BAB III Kesimpulan

1. Madinah adalah negara Islam pertama dengan Muhammad Rasulullah sebagai kepala negara. Praktek kenegaraan di segala bidang berjalan dengan baik.

2. Tidak ada dikotomi antara rakyat dengan negara. Keduanya adalah pilar penopang tegaknya hukum Allah dan penentu tegaknya Izzul Islam wa al muslimin

3. Yang disebut sebagai aspirasi rakyat dalam negara Islam adalah terlaksananya serta terselenggaranya pemerintah dengan sebaik-baiknyademi tercapainya tujuan dakwah Islam. Di luar masalah tasyri’, menjadi tuntunan Islam keputusan diambil dengan musyawarah baik berdasarkan suara terbanyak atau pendapat yang paling benar. Demi terselenggaranya praktek kenegaraan dengan baik, penting sekali peran muhasabah (koreksi) dari rakyat kepada penguasa

4. Hukum dijalankan atas semua warga, tanpa kecuali. Tidak ada grasi, amnesti, dispensasi, banding atau kasasi. Keputusan qadhi adalah tinggal yang wajib dilaksanakan

If U have Site U Can Earn
Top pay per click payments. Make money from your website.
dollarsincome.com
Make Money Online
$0.00 Start. Start in 5 mins. $3K per week. Make money from your website.
dollarsincome.com
U Have Website We have Cash
If you have website put our banner on it, make money for each visitor
dollarsincome.com
Make Money when you Sleep
$0 invest - earn $80.00 daily.Online income system that works.
dollarsincome.com
Buy Facebook Fans, Free Fan Exchange, Earn Money Online

Site Search