SMPN 4 Darma

Selamat Datang di Sekolah SMPN 4 Darma Desa Sagarahiang.

Ruang TU SMPN 4 Darma

Inilah Ruang TU ( Tata Usaha ) SMPN 4 Darma Yang Terlihat Rapih dan Bersih!!!

Piala Yang Diraih SMPN 4 Darma

Beberapa Piala Yang berhasil Di Raih Oleh SMPN 4 Darma Dari Perlombaan Yang Diikuti

Para Guru SMPN 4 Darma

Welcome In SMPN 4 Darma

Ruang Kelas SMPN 4 Darma

Welcome In SMPN 4 Darma

Kamis, 16 Februari 2012

Sang Guru Hyang

Writed by : Cep Alex Ramadarris

Sejenak langkah sang Murid terhenti saat melihat Sang Guru yang Bijak sedang termenung sendiri ditepi sungai kecil dibawah tebing Padepokan. Dalam hatinya dia berkata, “….Apa yang sedang dipikirkan sang Guru sehingga kelihatan merenung begitu dalam…?” kemudian dia mendekati sang Guru dan bertanya ,

“ Apa gerangan yang membuat Sang Guru merenung begitu dalam disini..?”, sang Guru kaget mendengar ada suara seseorang dari belakang. Tanpa menoleh Sang Guru menjawab, “ Aku tidak sedang merenung muridku, aku hanya sedang memandang, memandang diriku yang sedang berdiri tegak dan gagah diatas bukit itu…!” Sang murid bingung dan melihat keatas bukit, “ Tapi Sang Guru kan sedang disini, dan tak ada disana..?”.

“ Ya…memang aku tak disana, tapi keinginanku sudah berada disana..!” jawab Sang Guru sambil berdiri dan pergi meninggalkan Sang Murid begitu saja.

Malam semakin larut, sang Murid berjalan menyusuri lorong Padepokan menuju kamar tempat tidurnya selama ini, direbahkan badan lelahnya, matanya menatap langit-langit kamar tapi dalam pikirannya terus teringat akan ucapan sang Guru tadi, “ Apa maksud ucapan sang Guru tadi ya…?” gumamnya, lama dia tak menemukan makna dari ucapan sang Guru tadi sampai akhirnya dia terlelap tidur.

Ringkik suara kuda sang Guru membangunkan tidur lelapnya sang Murid, bergegas dia keluar untuk melakukan aktifitas disetiap pagi, menyapu halaman padepokan. Setelah tugasnya selesai sang Murid bergegas pergi ke sungai untuk mandi sebelum dia kembali belajar dipadepokan. Saat selesai mandi, sang Murid kembali ke padepokan, tapi diperjalanan dia kembali melihat sang Guru sedang termenung sendiri ditempat yang sama seperti kemarin. Kemudian sang murid kembali mendekatinya dan bertanya dengan pertanyaan yang sama seperti kemarin, ternyata jawaban sang Guru pun sama seperti jawaban kemarin dan pergi begitu saja meninggalkan sang Murid yang semakin bingung dengan jawaban sang Guru. Akhirnya sang Murid bergegas kembali ke padepokan tanpa terus memikirkan jawaban sang Guru, karena dia menganggap mungkin sang guru sedang memikirkan masalah pribadi.

Matahari terus bergerak meninggalkan pagi, hingga tepat berada diatas kepala sang murid yang sedang duduk dibawah pohon flamboyant dan asyik menulis kaligrafi. Goresan-goresan kuas yang lugas membentuk tulisan-tulisan indah yang sarat akan makna kehidupan. Sesaat dia termenung seolah-olah pikirnya kehilangan inspirasi, tiba-tiba dia terkejut hingga kuasnya menggores liar diatas tulisan indah kaligrafi yang sedang dibuatnya. Ternyata tanpa disadari oleh sang Murid, sang Guru telah berdiri disampingnya menatap tajam kearah tulisan kaligrafinya kemudian dia berkata, ” Jangan kau hapus goresan yang merusak keindahan kaligrafimu, tutupi saja dengan goresan lain hingga tertutupi kejelekannya. Nanti malam aku hendak mengajakmu ke suatu tempat yang mungkin kau sering singgahi..!”, kemudian sang Guru pergi.

Sehabis belajar malam, sang Murid segera menemui sang Guru yang akan mengajaknya pergi. Setelah mengetuk pintu kamar dan disuruh masuk, sang murid sedikit kaget dan bingung karena orang yang akan mengajaknya pergi sedang berselimut seperti mau tidur, “ Duduklah…dengarkan dan turuti apa yang aku katakan dan jangan membantah!” begitu ucapan sang Guru dengan suara pelan dan lirih. Kemudian sang murid duduk disamping sang Guru, “ Saya mendengarkan apa yang Guru sampaikan..”. kemudian sang Guru bangun dan berkata, “ Tidurlah kau disamping tempat tidurku,ambilah selimut dilemariku..itu saja, aku mau tidur!”,kemudian sang Guru membaringkan badannya dan terlelap tidur.

Kebingungan sang Murid semakin menjadi, sebelumnya dia beranggapan akan diajak ketempat yang jauh malam itu, tapi ternyata sang Guru hanya menyuruh menemani tidurnya. Akhirnya tanpa pikir panjang, sang Murid mengambil selimut kemudian dia tidur dibawah disamping tempat tidur sang Guru.

Malam semakin larut, gemercik air hujan membuat tidur sang Murid semakin lelap dibalik selimut tebal milik sang Guru. Di alam tidurnya, sang Murid bermimpi melihat seberkas cahaya digelap malam yang melintas diatas padepokannya. Kemudian dia berlari kearah jatuhnya cahaya itu, tapi dia tak menemukan apapun disana kecuali hamparan daun-daun kering yang setiap pagi selalu dia bersihkan. Sejenak dia terdiam, tapi kemudian cahaya itu terlihat melintas lagi diatasnya menuju kearah bukit dekat sungai kecil. Lalu dia berlari menuju kearah bukit itu tapi tiba-tiba dia berhenti saat melihat seseorang sedang duduk termenung ditepi sungai itu.

Setelah didekati, sang Murid bertanya “ Apakah engkau melihat ada seberkas cahaya yang jatuh diatas bukit itu…?” lalu orang tersebut menjawab “ Ya aku melihatnya, bila engkau ingin tahu cahaya apa itu, duduklah disampingku dan dengarkan kisahku..!” ternyata orang yang sedang duduk termenung itu tak lain adalah sang Guru. Tanpa bertanya lagi, sang Murid duduk disamping sang Guru dan berkata “ Saya mendengarkan apa yang Guru sampaikan..”.

“ Cahaya itu adalah aku, orang bijak yang dihormati banyak orang…orang pandai yang dikagumi banyak orang dan orang tua yang banyak segani orang lain. Tapi sesungguhnya aku tidaklah seperti itu, semua itu hanyalah topeng yang kujadikan penutup dosa-dosa masa laluku. Sekarang berdirilah…ku ajak kau kemasa laluku”.

Tiba tiba sang Murid terkejut bukan kepalang karena melihat banyaknya mayat-mayat berserakan disekelilingnya, lalu sang Guru berkata “ Mereka adalah saudara-saudaraku, sahabat-sahabatku dan teman-teman seperguruanku yang mati karena aku, aku telah dibutakan oleh hatiku, mataku dan nafsuku yang tak terbendung oleh apapun dan siapapun. Semua orang dipadepokanku mengakui bahwa akulah murid terbaik yang pernah mereka miliki, aku lebih cerdas, aku lebih terampil dan paling disayangi oleh Guruku yang bijak. Semua orang mengatakan bahwa kelak akulah orang yang tepat untuk menggantikan Guruku di padepokan itu karena aku memiliki semua yang Guruku miliki, kecuali satu yang tidak kumiliki saat itu, hatiku. Aku sombong dan takabur, aku anggap kecerdasan dan kehebatanku adalah keistimewaanku, padahal saat itu Guruku mengatakan bahwa semua itu adalah anugerah dari Tuhan yang harus terpelihara agar tidak keliru, tapi kuanggap semua itu hanyalah petuah biasa yang dapat aku bantah.

Dan yang sangat kusesali seumur hidupku dari hatiku adalah aku seorang penghianat. Karena kemiskinan, nafsu dan ambisiku, aku korbankan mereka semua ditangan musuh-musuhku karena mereka menjanjikan aku harta, tahta dan yang paling kuinginkan saat itu….wanita. Ya…mereka memiliki apa yang selama itu aku dambakan, seorang wanita cantik yang sangat aku cintai. Dengan kehebatan ilmuku aku bisa dengan mudah mendapatkan harta dan tahta, tapi tidak mudah untuk dapat meluluhkan hati seorang wanita, cinta telah membutakan mata dan hatiku, cinta telah menjadikan aku duri dalam daging. Saat itu aku bukanlah seorang ksatria yang ditakuti musuh, ksatria yang disegani lawan dan kawan. Tapi saat itu, cinta telah menjadikanku seekor srigala berbulu domba.

Setelah semua aku khianati dan apa yang mereka janjikan aku dapatkan, dengan kehebatanku aku menjelma menjadi seorang penguasa yang ditakuti dan disegani semua orang. Aku menjadi lebih sombong, lebih takabur bahkan aku menganggap diriku seperti Raja dimana semua orang tidak dapat membantah atas apa yang aku inginkan. Aku kuasai semua padepokan yang ada diwilayah itu, aku bunuh semua yang berani membantahku tak terkecuali orang-orang didekatku.

Hingga akhirnya kekuasaanku berakhir setelah aku ditangkap dan dipenjara oleh Kerajaan karena aku telah membunuh salah satu orang kepercayaan kerajaan. Aku bunuh dia karena aku tergoda oleh kecantikan istrinya, ya….wanita pulalah yang membuat aku terpenjara, tersiksa dan terbuang kebukit itu. Aku miskin..…kekuatan dan kehebatanku seakan musnah, tak ada seorangpun yang percaya kepadaku.

Saat itu baru aku menyesali semua dosa-dosaku, dibukit itulah aku bertapa untuk memohon ampunan atas dosa-dosa masa laluku, dan disitu pulalah aku ingin dikuburkan jika kelak aku mati.

Itulah kisahku, aku Gurumu yang bijaksana, yang alim dan bersahaja untuk semua orang sekarang, hanyalah sebagian kecil kebaikan yang tak mungkin dapat menutupi dosa-dosa masa laluku. Bukit itu terlihat besar dihadapanmu, tapi terlihat kecil dihadapanku bila kubandingkan dengan semua kesalahan dan dosa ku.

Pesan aku Gurumu…janganlah cukup kau mendapatkan ilmu hanya dariku, carilah dari manapun dan dari siapapun karena yang paling penting ilmumu bermanfaat bagi orang banyak, jadikan padepokanmu, murid-muridmu agar memiliki hati yang suci dan bersih, dan pesanku yang terakhir…..jangan kau tangisi kematianku dan kuburkan aku diatas bukit itu…!”

Sang Murid pun terbangun dari tidurnya, kemudian dia berdiri dan melihat sang Guru yang masih terbaring berselimut diranjangnya,” Guru…hari sudah pagi, saya pamit hendak keluar..”. Sang Guru tak terusik sedikitpun, kedua lengannya berpeluk rapi diatas dadanya dengan mata dan mulut tertutup tak seperti orang tidur, rambut dan janggut putihnya pun seperti tersisir rapi, dan yang membuat sang Murid terkejut, sang Guru tak terlihat bernafas. “ Guru….bangun Guru…”!, ternyata sang Guru telah wafat dalam tidurnya.

Air mata perlahan menetes membasahi pipi sang Murid, dia tak percaya bahwa Gurunya yang selama ini telah memberikan semua kebaikan ilmunya telah tiada untuk selamanya dengan meninggalkan sebuah pesan kehidupan yang penuh makna bagi dirinya.

Sesuai permintaan sang Guru dalam mimpinya, sang murid mengebumikan sang Guru diatas bukit itu dan membuatkan untuknya sebuah prasasti yang bertuliskan…

Sang Guru Hyang, kisahnya kujadikan tauladan

Kisah ini hanya sebuah khayalan

Makna yang terkandung didalamnya

Hanyalah sebuah curahan

Dari sisi kanan dan kiri hati kita

If U have Site U Can Earn
Top pay per click payments. Make money from your website.
dollarsincome.com
Make Money Online
$0.00 Start. Start in 5 mins. $3K per week. Make money from your website.
dollarsincome.com
U Have Website We have Cash
If you have website put our banner on it, make money for each visitor
dollarsincome.com
Make Money when you Sleep
$0 invest - earn $80.00 daily.Online income system that works.
dollarsincome.com
Buy Facebook Fans, Free Fan Exchange, Earn Money Online

Site Search