Minggu, 01 April 2012

Bimbingan Konseling Untuk Gangguan Emosional

Ini contoh makalah mengenai Bimbingan Konseling, dimana dalam makalah ini menjelaskan tentang bagaimana Guru BK mengatasi maslah gangguan emosional pada peserta didik.
BAB I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Masalah

Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdaarkan norma-norma yang berlaku (SK Mendikbud No. 025/D/1995), dalam hal ini pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan tersebut.

Jika kita mendengar cerita dari seorang guru tentang anak muridnya yang cerdas, secara sepintas anak tersebut dianggap sebagai anak yang berhasil dan tidak mempunyai masalah. Hasil prestasinya baik, dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan tuntutan sekolah, disenangi teman-teman, guru-gurunya dan sebagainya. Jika ditelusuri lebih dekat maka ternyata anak yang dianggap cerdas ini juga mempunyai masalah, misalnya ia mempunyai rasa was-was, berdebar-debar, dan sedikit gugup pula kalau menghadapi orang banyak. Sebelum kita membahas diri manusia itu sendiri, kita akan membahas terlebih dahulu mengenai latar belakang kesulitan belajar siswa yang meliputi: bentuk-bentuk gangguan emosional, indikator-indikator dari sikap tersebut, latar belakang gangguan emosional, lalu kemudian diri manusia itu sendiri dan yang terakhir yaitu cara penanggulan dan bantuan yang dapat diberikan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar karena gangguan emosional.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun pokok yang menjadi permasalahan dalam menulis permasalahan ini adalah :

  1. apa gangguan emosional itu?
  2. apa yang dimaksud dengan instrument?
  3. bagaimana cara memahami peserta didik yang mengalamai gangguan emosional ?
  4. tekhnik dan hubungan seperti apa untuk mengatasi pesrta didik yang mengalami gangguan emosional?

1.3. Tujuan Penulisan

Makalah yang telah dibuat ini bertujuan untuk Memahami Gangguan Emosional, Instrumen, Memahami Peserta Didik Yang Mengalami Gangguan Emosional Dan Teknik Hubungan Mengatasi Gangguan Emosional

BAB II

Pembahasan

1. Definisi Gangguan Emosional

Istilah ganguan Emosional berarti suatu kondisi yang menunjukkan satu atau lebih dari karakteristik berikut ini selama jangka waktu yang panjang dan pada satu tingkatan tertentu yang mempengaruhi secara beragam pada performa pendidikan anak:

    1. Ketidakmampuan untuk belajar yang tidak dapat dijelaskan oleh faktor-faktor intelektual, sensorik, atau kesehatan;
    2. Ketidakmampuan untuk membangun atau mengatur hubungan interpersonal yang memuaskan dengan teman sebaya dan guru;
    3. Jenis-jenis perilaku atau perasaan yang tidak penting di bawah kondisi normal;
    4. Suasana ketidakbahagiaan atau depresi umum yang menjalar.
    5. Kecenderungan untuk mengembangkan gejala-gejala fisik atau ketakutan yang berhubungan dengan masalah pribadi atau sekolah.

Gangguan Emosional atau Perilaku (EBD) mengacu pada suatu kondisi di mana tanggapan perilaku atau emotional seorang individu di sekolah sangat berbeda dari norma-norma pria/wanita yang umumnya diterima, sesuai dengan usia, etnis, atau budaya yang mempengaruhi secara berbeda kinerja pendidikan di wilayah seperti perawatan-diri. hubungan sosial, penyesuaian pribadi, kemajuan akademis, perilaku di ruang kelas atau penyesuaian terhadap pekerjaan. EBD lebih dari respon yang diharapkan dan bersifat sementara terhadap tekanan pada lingkup anak-anak atau remaja dan akan bertahan bahkan dengan intervensi individual, seperti umpan balik kepada individu, konsultasi dengan orang tua atau keluarga, dan / atau modifikasi pada lingkungan pendidikan. Keputusan kelayakan harus didasarkan pada beberapa sumber data tentang berfungsinya perilaku individu atau emosional. EBD harus dilampirkan dalam setidaknya dua pengaturan yang berbeda, setidaknya salah satu yang harus terkait dengan sekolah.

EBD dapat hidup berdampingan dengan kondisi handicapp lain sebagaimana didefinisikan di tempat lain dalam undang-undang ini, kategori ini bisa termasuk anak-anak atau remaja dengan schizophenia, gangguan afektif, atau dengan gangguan tingkah laku, perhatian atau penyesuaian yang berkelanjutan. (Council for Exceptional Children, 1991, hlm.10). Definisi yang baru-baru ini diusulkan ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan definisi federal; (a) definisi ini mencakup gangguan perilaku adaptif yang dibuktikan dalam perbedaan emosional, sosial, atau sikap; (b) definisi ini menggunakan standar assesment normatif dari berbagai sumber, termasuk pertimbangan budaya dan/ atau faktor-faktor etnis; (c) definisi ini menguji intervensi prereferral dan upaya lain untuk membantu anak-anak sebelum secara resmi mengklasifikasikan mereka sebagai cacat; dan (d) definisi ini memiliki potensi untuk memasukkan anak-anak yang sebelumnya secara sosial dikategorikan maladjusted. Tekanan untuk memasukkan anak-anak yang dianggap maladjusted secara sosial dalam definisi federal seputar gangguan emosi yang serius terus menjadi topik perdebatan. Banyak profesional percaya bahwa lebih banyak anak-anak dengan gangguan perilaku pencegahan akan menerima perawatan jika definisi yang lebih inklusif diadopsi. Dasar pemikirannya adalah untuk mengurangi kebutuhan yang lebih intensif dan layanan yang mahal di kemudian hari dalam kehidupan anak-anak. Sedangkan Hongkong, tidak ada definisi atau kategori untuk gangguan emosi dan perilaku. Sebaliknya, anak-anak yang menunjukkan perilaku serupa atau karakteristik emosional seperti yang tergambar dalam definisi di Amerika Serikat kemungkinan berpotensi diklasifikasikan kedalam "maladjusted" dan biasanya ditempatkan di sekolah-sekolah khusus, yang dulu disebut sekolah untuk maladjusted. Mereka kemudian menamai ulang sekolah tersebut sebagai sekolah untuk perkembangan sosial, dikarenakan konotasi negatif dari istilah "maladjusted" dan kenyataan bahwa orang tua menolak untuk mengirimkan anak-anak mereka ke sekolah-sekolah ini.

Klasifikasi karakteristik anak-anak maladjusted di Hongkong mencakup empat aspek: sekolah, keluarga, pribadi dan sosial. Perilaku yang berhubungan dengan sekolah meliputi perilaku mencari perhatian, melanggar peraturan sekolah, perilaku merusak, kurangnya kehadiran di sekolah (bolos), dan kurangnya hubungan guru-murid. Perilaku yang berhubungan dengan keluarga termasuk kabur dari rumah dan kurangnya hubungan orangtua-anak. Masalah kepribadian mencakup masalah-masalah emosional dengan perilaku impulsif, tindakan- tindakan obsesif, reaksi fobia, kecenderungan bunuh diri / gejala-gejala, dan perilaku menarik diri serta murung. Adapun aspek sosial, tindakan kekerasan fisik terhadap orang/ benda, keterlibatan kultus, keterlibatan pseudo-triad, hubungan seksual, mencuri/ mengutil, dan mengambil obat-obatan dan bahan-bahan lembut.

2. Pengertian Instrumen

Aplikasi Instrumentasi adalah upaya pegungkapan melalui pengukuran dengan memakai alat ukur atau instrument tertentu. Hasil aplikasi ditafsirkan, disikapi dan digunakan untuk memberikan perlakuan terhadap klien dalam bentuk layanan konseling Yang perlu diperhatikan adalah: 1) materi yang hendak diungkapkan, 2) bentuk instrument yang hendak digunakan.

  1. Pengguna istrumen

Konselor sebagai pengguna hasil instrument digunakan dalam melaksanakan layanan konseling. Untuk tes psikologis Konselor dapat bekerjasama dengan psikolog (kolaborasi professional).

3. Memahami Peserta Didik yang Mengalami Gangguan Emosional

Pada umumnya gangguan emosional berkisar pada persoalan emosi takut dan kecemasan. Takut sebagai reaksi terhadap situasi yang berbahaya dan cemas sebagai antisipasi dari rasa takut. Berbagai jenis fobia merupakan emosi takut yang berlebih. Misalnya takut akan tempat tinggi (acrophobia), takut pada tempat terbuka (agoraphobia), takut cahaya dan kilat (astraphobia), takut air (hydrophobia), takut makan (sitophobia), takut diracuni (toxophobia), takut pada orang asing (xenophobia), takut kegelapan (nyctophobia), takut kotor (mysophobia), dan takut-takut lainnya. Gangguan kecemasan mencakup antara lain gangguan panik (panic disorder), fobia sosial (social phobia), gangguan obsesif-kompulsif, gangguan stress pasca-trauma, dan gangguan kecemasan umum.

Orang fobia mengalami suatu keadaan dimana dirinya butuh memasuki situasi yang menakutkan, yang kemudian memunculkan kecemasan sebagai antisipasi. Jika dipaksa memasuki situasi yang menimbulkan fobia, ia biasanya akan mengalami kecemasan yang sangat kuat. Oleh karenanya, biasanya mereka menghindar dari tempat-tempat itu. Salah satu fobia, yakni fobia sosial memiliki dimensi khusus. Seseorang yang mengalaminya memiliki ketakutan luar biasa pada penilaian dan evaluasi dari orang lain. Ketakutan akan dihina atau disindir sangat berlebihan sehingga membatasi diri bergaul dengan orang lain. Biasanya fobia sosial dialami oleh remaja. Mungkin Anda pernah mendapati seseorang yang tidak bisa berbicara di depan orang pada remajanya, tapi setelah dewasa menjadi pembicara yang mahir. Barangkali dulu pada saat remaja orang itu mengalami fobia sosial yang menghilang seiring kedewasaan.

Terdapat beragam gangguan emosional lainnya. Orang yang sangat ekstrem intensitas marahnya biasanya disebut kepribadian antisosial. Lalu orang yang sangat berlebihan merasakan tuntutan bahagia adalah penderita gangguan hipomanik. Dalam tabel berikut ditunjukkan hubungan antara emosi dengan gangguan yang dialami jika emosinya terlalu ekstrem. Adapun jika emosinya sering diulang secara intensif namun belum ekstrim, maka masih hanya disebut sebagai sifat kepribadian.

Ciri-Ciri Gangguan Emosi Pada Anak :

  1. Ringan

Gangguan tingkat ringan biasanya tidak terlalu kelihatan cirri-cirinya dari luar. Mungkin dengan emosi yang ringan ini tiap anak dapat mengontrol masing-masing dirinya sendiri. Akan tetapi jika diteliti lebih jauh lagi, biasanya pertumbuhan emosinya tidak sesuai dengan tahapan yang seharusnya di alami oleh seorang anak. “Misalnya : Pada usia 4 tahun, seharusnya seorang anak mau berbagi dengan teman-temannya. Namun terkadang sang anak juga suka marah apabila mainannya dipinjam oleh temannya”.

  1. Sedang

Ditingkat sedang ini, gangguan emosional ini agak lebih kelihatan dibandingkan dengan emosional yang ringan. Seperti bisa marah, takut atau pun sedih yang seharusnya normal-normal saj jika terjadi pada anak-anak yang lain. “Misalnya : Sang ibu menyuruh anaknya untuk pergi ke kamar mandi. Tujuannya cuci kaki, cuci tangan dan sikat gigi sebelum tidur secara sendirian. Namun sang anak menolak. Dengan alasan takut pergi ke kamar mandi sendirian. Penolakan sang anak sangatlah kuat, sehingga dia bisa menjadi menangis, atau marah kepada orangtuanya”.

  1. Berat

Gangguan emosi tingkat berat ini biasanya kelihatan jelas sekali dari luar, di karenakan perilaku sang anak yang terlihat janggal dan tidak seperti perilaku biasanya. Ketika anak sedang marah, anak itu akan mengamuk, berteriak-teriak bahkan ada yang menyakiti dirinya sendiri. “Misalnya : Sang anak takut dengan seekor kecoa yang suka berada pada kamar mandi. Ketika ia melihat kecoa, maka ia akan terlihat pucat, menjerit dan menangis sekeras-kerasnya”.VN:F [1.6.8_931]

4. Teknik Hubungan Mengatasi Gangguan Emosional

Juntika mengemukakan beberapa macam teknik bimbingan yang dapat digunakan untuk membantu perkembangan inidvidu, yaitu :

  1. Konseling Individual.

Konseling individual adalah merupakan bantuan yang sifatnya terapeutik yang diarahkan untuk mengubah sikap dan perilaku individu. Konseling dilaksanakan melalui wawancara langsung dengan murid. Konseling ditujukan kepada individu yang normal, bukan yang mengalami kesulitan kejiwaan, melainkan hanya mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dalam pendidikan, pekerjaan dan kehidupan sosial. Dalam konseling terdapat hubungan yang akrab dan dinamis. Murid merasa diterima dan dimengerti oleh konselor. Dalam hubungan tersebut, konselor menerima murid secara pribadi dan tidak memberikan penilaian. Murid merasakan ada orang yang mengerti masalah pribadinya, mau mendengarkan keluhan dan curahan perasaannya. Dalam konseling, berisi proses belajar yang ditujukan agar murid dapat mengenal, menerima, mengarahkan, dan menyesuaikan diri secara relialistis dalam kehidupannya di sekolah maupun di rumah. Dalam konseling tercipta hubungan pribadi yang unik dan khas, dengan hubungan tersebut klien diarahkan agat dapat membuat keputusan, pemilihan, dan rencana yang bijaksana, serta dapat berkembang dan berperan lebih baik di lingkungannya. Konseling membantu individu agar lebih mengerti dirinya sendiri, mampu mengeksplorasi dan memimpin diri sendiri, serta menyelesaikannya tugas-tugas kehidupannya. Proses konseling lebih bersifat emosional diarahkan pada perubahan sikap, pola-pola hidup sebab hanya dengan perubahan-perubahan tersebut memungkinkan terjadi perubahan perilaku dan penyelesaian masalah.

  1. Konsultasi.

Konsultasi merupakan salah satu teknik bimbingan yang penting sebab banyak masalah karena sesuatu hal akan lebih berhasil jika ditangani secara tidak langsung oleh 47konselor. Konsultasi dalam pengertian umum dipandang sebagai nasihat dari seorang profesional. Pengertian konsultasi dalam program bimbingan dipandang sebagai suatu proses menyediakan bantuan teknis untuk guru, orang tua, administrator, dan konselor lainnya dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang membatasi efektivitas siswa atau sekolah. Brown dkk. menegaskan bahwa konsultasi itu bukan konseling atau psikoterapi sebab konsultasi tidak merupakan layanan yang langsung ditujukan kepada siswa, tetapi secara tidak langsung melayani siswa melalui bantuan yang diberikan orang lain. Adapun yang menjadi tujuan konsultasi adalah :

1. Mengembangkan dan menyempurnakan lingkungan belajar bagi siswa, orang tua, dan administrasi sekolah;

2. Menyempurnakan komunikasi dengan mengembangkan informasi di antara orang yang penting;

3. Mengajak bersama pribadi yang memiliki peranan dan fungsi yang bermacam macam untuk menyempurnakan lingkungan belajar;

4. Memperluas layanan dari para ahli;

5. Memperluas layanan pendidikan dari guru dan administrator;

6. Membantu orang lain bagaimana belajar tentang perilaku;

7. Menciptakan suatu lingkungan yang berisi semua komponen lingkungan belajar yang baik;

8. Menggerakkan organisasi yang mandiri.

Ada lima langkah proses konsultasi yaitu :

1. Menumbuhkan hubungan berdasarkan komunikasi dan perhatian pada konsulti;

2. Menentukan diagnosis atau sebuah hipotesis kerja sebagai rencana kegiatan;

3. Mengembangkan motivasi untuk melaksanakan kegiatan;

4. Melakukan pemecahan masalah;

5. Melakukan alternatif lain apabila masalah belum terpecahkan.

  1. Nasihat.

Nasihat merupakan salah satu teknik bimbingan yang dapat diberikan oleh guru. Pemberian nasihat hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Berdasarkan masalah atau kesulitan yang dihadapi oleh murid.

2. Diawali dengan menghimpun data yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi.

3. Nasihat yang diberikan bersifat alternatif yang dapat dipilih oleh murid, disertai kemungkinan keberhasilan dan kegagalan. Penentuan keputusan diserahkan

4. kepada murid, alternatif mana yang akan diambil, serta

5. Hendaknya murid mau dan mampu mempertanggungjawabkan keputusan yang diambilnya.

  1. Bimbingan kelompok.

Bimbingan kelompok merupakan bantuan terhadap murid yang dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri murid. Isi kegiatan bimbingan kelompok terdiri atas penyampaian informasi ataupun aktivitas kelompok yang berkenaan dengan masalah pendidikan, pekerjaan pribadi dan sosial yang tidak disajikan dalam bentuk pelajaran.

  1. Konseling kelompok.

Konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada murid dalam rangka memberikan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya. Selain bersifat pencegahan, konseling kelompok dapat pula bersifat penyembuhan. Konseling kelompok adalah suatu upaya bantuan kepada murid dalam suasana kelompok yang bersifat pencegahan dan penyembuhan, dan diarahkan kepada pemberian kemudahan dalam rangka perkembangan dan pertumbuhannya. Konseling kelompok bersifat pencegahan, dalam arti bahwa murid yang bersangkutan mempunyai kemampuan untuk berfungsi secara wajar dalam masyarakat, tetapi mungkin memiliki suatu titik lemah dalam kehidupannya sehingga mengganggu kelancaran berkomunikasi dengan orang lain.Prosedur konseling kelompok sama dengan bimbingan kelompok yaitu terdiri dari :

1. tahap pembentukkan;

2. tahap peralihan;

3. tahap kegiatan; dan

4. tahap pengakhiran.

Tahap pembentukan temanya pengenalan, pelibatan, dan pemasukan sendiri. Tahap peralihan temanya pembangunan jembatan antara tahap pertama dengan tahap ketiga. Tahap kegiatan temanya kegiatan pencapaian tujuan. Tahap pengakhiran temanya penilaian dan tindak lanjut.


BAB III

Penutup

1. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Seseorang akan disebut mengalami gangguan emosi jika keadaan emosi yang dialami menimbulkan gangguan pada dirinya. Baik karena emosi yang dialami terlalu kuat (misalnya sangat sedih), tidak ada emosi yang hadir (misalnya tidak merasa bahagia) atau emosinya menimbulkan konflik (misalnya terlalu sering marah). Biasanya, orang yang merasa emosinya terganggu karena salah satu dari empat alasan,

  1. Seseorang mengalami emosi tertentu, seperti depresi, kecemasan, dan kemarahan yang terlalu sering atau terlalu kuat.
  2. Seseorang mengalami emosi tertentu terlalu jarang atau terlalu lemah. Mereka merasa tidak mampu menunjukkan rasa sayang, kepercayaan, marah atau penolakan.
  3. Seseorang merasa kesulitan untuk berhubungan dengan orang lain. Misalnya pacar membuat merasa bersalah, teman-teman mengecewakan, pasangan menimbulkan rasa takut, dan lainnya.
  4. Seseorang merasa mengalami beberapa konflik karena dua atau lebih emosi. Misalnya antara marah dan takut, antara benci dan cinta, dan lainnya.

Daftar Pustaka

http://melfit.blogspot.com/2009/12/kesulitan-belajar-siswa-yang-disebabkan

http://google.com

http://smartpsikologi.blogspot.com/2007/11/apakah-gangguan-emosi

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/08/penanganan-siswa-bermasalah-di-sekolah/

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/ciri-ciri-gangguan-emosi-pada-anak/

http://teacheracim.blogspot.com/2010/02/penanganan-siswa-bermasala

0 komentar:

Posting Komentar

If U have Site U Can Earn
Top pay per click payments. Make money from your website.
dollarsincome.com
Make Money Online
$0.00 Start. Start in 5 mins. $3K per week. Make money from your website.
dollarsincome.com
U Have Website We have Cash
If you have website put our banner on it, make money for each visitor
dollarsincome.com
Make Money when you Sleep
$0 invest - earn $80.00 daily.Online income system that works.
dollarsincome.com
Buy Facebook Fans, Free Fan Exchange, Earn Money Online

Site Search